Banyak Orang Salah Mengartikan Tempe Tepung sebagai Mendoan
DIREKTORIJATENG.ID - Siapa sih masyarakat pulau Jawa yang belum pernah merasakan atau bahkan mengenal mendoan? Makanan khas Banyumas satu ini sangat digemari oleh masyarakat lokal, loh.
Mendoan memiliki daya tarik sendiri bagi siapa pun yang mencicipinya. Sayangnya, masyarakat kerap kali salah mengartikan tempe tepung sebagai mendoan.
Memangnya beda, ya? Jelas beda, dong! Namanya aja beda apalagi rasa dan teksturnya.
Meskipun menggunakan bahan baku yang sama, tempe tepung dan mendoan jelas dua hal yang berbeda! Sebagai warga asli Banyumas, saya suka sedih dengan hal ini.
Bahan bakunya aja sama-sama dari tempe, tapi itu jelas dua hal yang berbeda!
Banyak Warung Makan Jual ‘Mendoan’
Untuk mengisi waktu luang sembari menunggu mata kuliah selanjutnya, saya kerap kali mencari makanan di sekitar kampus bersama teman. Hampir di setiap warung makan yang saya kunjungi menyediakan lauk bernama mendoan.
Hingga suatu hari, sebagai mahasiswa rantau yang ingin merasakan kekhasan daerah sendiri, saya pun memesan mendoan yang disediakan pemilik warung.
Namun, ketika pesanan telah sampai di depan mata saya, terlihat mendoan pemilik warung berbeda dari mendoan yang saya kenal.
Mendoan di daerah saya, yakni Banyumas memiliki cita rasa yang unik dan khas. Bahan baku pembuatan mendoan berasal dari tempe khusus berbentuk lebar dan berukuran tipis yang dibungkus daun pisang.
Biasanya, kita akan menemukan dua lembar tempe dalam satu bungkus. Jadi, bukan sekedar tempe yang diiris tipis-tipis untuk dijadikan mendoan, ya.
Rasa yang dihasilkan pasti berbeda. Wong, bahan bakunya aja beda, meskipun sama-sama berasal dari tempe.
Selain bahan baku yang digunakan, proses pembuatan mendoan juga menjadi hal krusial yang harus dipahami oleh masyarakat. Proses pembuatan mendoan berbeda dari gorengan tempe atau tempe tepung.
Dalam proses pembuatan mendoan, tempe yang sudah dibaluri adonan tepung harus digoreng di dalam minyak yang banyak dan sudah panas.
Ini wajib karena waktu penggorengan mendoan tidaklah lama. Hanya digoreng setengah matang saja, tidak perlu sampai berubah warna menjadi golden brown atau kuning keemasan.
Sangat wajib digoreng setengah matang, ya!
Berbeda dengan gorengan tempe yang digoreng hingga matang berwarna coklat keemasan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
Bahkan, setelah gorengan tempe ini matang kemudian dimakan, akan ada bunyi 'kriuk' yang sangat tidak cocok jika dikaitkan dengan makanan khas Banyumas ini.
Berikutnya saya bertanya-tanya, apakah mereka (orang-orang di luar Banyumas) menganggap tempe yang dibaluri tepung lalu digoreng adalah mendoan? Apakah makna mendoan hanya sebatas itu?
Lalu saya pun bertanya kepada teman saya, Widia (20) yang merantau di daerah Surakarta. Tetapi jawaban yang saya dapatkan cukup berbeda dari yang saya alami sendiri.
"Sejauh ini aku belum pernah menemukan penjual yang ngasih nama mendoan ke tempe tepung yang mereka jual. Mereka ngasih nama tempe tepung yaa tempe tepung biasa gitu. Malah aku sering nemuin orang tuaku goreng tempe tepung tapi nyebutnya mendoan," katanya saat diwawancarai Rabu (9/10/2024).
Seketika saya semakin bertanya-tanya, apakah hanya di daerah Semarang saja yang seperti ini? Atau hanya kebetulan belaka saya menemukan tempat yang katanya menjual mendoan, tapi bukan mendoan yang mereka jual?
Selanjutnya saya menemukan sebuah postingan yang mewakili keresahanku saat itu.
Pada salah satu postingan di akun Instagram @murtiws, pria yang sering disapa Wisnu itu memparodikan orang yang sedang melakukan jual beli mendoan di luar Banyumas.
Dalam video yang dibuatnya, secara tidak langsung Wisnu menyampaikan bahwa masih ada yang salah mengartikan esensi mendoan yang sebenarnya.
Banyak orang sering menggunakan tempe yang diiris tipis-tipis atau menggoreng dalam waktu yang lama hingga tempe berubah matang sepenuhnya.
Postingan tersebut kemudian dibanjiri komentar serupa tentang pengalaman mereka saat menemukan orang menjual mendoan tetapi bukan mendoan.
Saat itulah saya menyadari jika masih banyak orang salah kaprah terhadap esensi mendoan yang sebenarnya.
Esensi Mendoan yang Sebenarnya
Beberapa saat setelah pemilik warung pergi, saya membolak-balikkan 'mendoan' di depan saya. Saya pun heran dan bergumam, "Ini mah bukan mendoan, tapi tempe tepung. Mendoan kok gada mendo-mendonya."
Kalimat itu saya ucapkan bukan tanpa alasan. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui esensi atau arti dibalik nama mendoan itu sendiri.
Istilah mendoan berasal dari bahasa Banyumasan yaitu 'mendo' yang artinya 'setengah matang' atau 'lembek'.
Seperti namanya mendoan haruslah setengah matang. Karena itu, saya bilang di awal jika wajib hukumnya mendoan digoreng setengah matang.
Bagi pendatang atau wisatawan yang mencicipi mendoan pertama kali mungkin akan merasa aneh karena tempenya tidak garing dan hanya digoreng setengah matang saja.
Namun, disitulah letak keistimewaan mendoan yang mampu memberikan sensasi berbeda dari tempe goreng biasa.
Teksturnya yang empuk dan lembek memberikan kehangatan dan kebahagiaan bagi orang yang memakannya.
Apalagi jika dijambal (dimakan tanpa menggunakan apa-apa) dan dilengkapi dengan sambal kecap atau cabe rawit, beuh enake pollllll.... Dijamin bikin nagih. Bahkan, ketika saya menuliskan ini, saya jadi laper sendiri, hehe.
Tak hanya itu, mendoan juga cocok dijadikan lau di segala jenis makanan, seperti nasi rames, pecel, soto, mie ayam, dan lain-lain.
Mendoan memang bisa dikatakan teman di segala makanan. Dicampur apa saja tetap enak.
Saya tidak melebih-lebihkan hanya karena saya suka mendoan. Widia (20) pun mengatakan hal yang sama seperti yang sudah saya jabarkan tadi.
"Aku suka dua-duanya, sih (mendoan dijadikan lauk atau dimakan tanpa apa-apa). Tapi paling sering kalo dijambal, apalagi pake sambel kecap. Beuh, enak banget. Apalagi kalo mendoannya masih anget," katanya.
Selain dimakan langsung dan digunakan menjadi lauk makan, mendoan juga sering digunakan masyarakat untuk nyuguh tamu yang datang ke rumah. Bahkan, mendoan juga dihidangan di acara-acara besar seperti arisan, gotong-royong, atau pertemuan keluarga besar.
Selain karena murah dan simpel, mendoan merupakan simbol kebersamaan, kehangatan, serta budaya lokal yang harus dilestarikan keberadaannya.
Oleh karena itu, saya ingin masyarakat tahu dan merasakan mendoan yang diwariskan leluhur masyarakat Banyumas.
Belum ada Komentar untuk "Banyak Orang Salah Mengartikan Tempe Tepung sebagai Mendoan"
Posting Komentar