Warung Susu Tempo Doeloe di Kawasan Karangturi Semarang, Kedai Jadul Dua Generasi
Yanti sedang melayani pelanggan di warung Susu Tempo Doeloe, Karangturi, Semarang, Jumat (11/10/2024).
DIREKTORIJATENG.ID - Kami menyusuri kawasan Karangturi sambil mengamati beberapa warung yang berjajar di bibir jalanan. Motor kemudian kami belokkan ke sisi kanan ketika mata kami melihat warung tua dengan cat putih lusuh. Seorang wanita terlihat tersenyum ramah ketika kami baru saja mendaratkan diri di depan warung. Ia memberikan sapaan hangatnya dan menawarkan kursi untuk segera duduk.
Ketika masuk, beberapa minuman terlihat telah disajikan di meja dan aneka makanan ringan yang siap merogoh dompet pelanggan. Kami sibuk memandangi warung yang sudah sangat tua itu, kalender tahun 2000-an banyak tertempel di tembok dengan catnya yang sudah berwarna hitam karena pengaruh asap dari tungku. Hanya terdapat satu meja besar dan 2 kursi memanjang di dalamnya.
Meski begitu, warung tersebut sudah berdiri kurang lebih 60 tahun lamanya. Susu Murni Tempo Doeloe, sebuah warung kecil yang terletak di Jalan MT. Haryono, Karangturi, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sejak 1960 warung tersebut tetap berdiri kokoh selama dua generasi dengan menjajakan dagangannya yaitu Susu Murni. Yanti bersama dengan suaminya Slamet, dua orang yang sehari-harinya mengelola warung tersebut.
Yanti telah mewarisi dari ayah mertuanya untuk terus mempertahankan warung sederhana yang dulu pernah jaya sebagai tempat untuk menikmati susu murni.
Pengunjung hanya perlu merogoh kocek mulai dari Rp8.000 untuk bisa menikmati susu sapi murni. Tak heran susu tersebut cepat ludes ketika pengunjung datang terlalu siang, mereka mulai berjualan pukul 04.30 sampai 11.00 siang.
Dalam sehari, Yanti bisa mengolah kurang lebih 8-10 liter susu yang dikirim langsung dari Gunung Pati setiap sorenya.
“Dulu bisa 20 liter, tapi karena banyak saingan, jadi omset dan persediaan bahan baku juga ikut menurun,” ujar Yanti saat diwawancarai, Jumat (11/10/2024).
Tidak hanya terdapat susu saja, Yanti juga menyediakan banyak camilan ringan dan masakan rumahan yang menunya diganti setiap hari.
“Dulunya hanya menjual pisang goreng dan susu saja, sekarang ada tambahan makanan,” ucapnya.
Tak heran jika banyak pelanggan tetap yang nangkring di warung itu, terlebih ketika pagi hari. Mereka berbondong-bondong sarapan dan menikmati susu dari warung yang sudah berumur lebih dari setengah abad itu.
Selain karena harganya yang terjangkau, keramahan penjual juga menjadi daya tarik tersendiri, hampir setiap nama pelanggan ia hafal, sehingga banyak yang betah berlama-lama untuk duduk menikmati obrolan di warung jadul tersebut.
Saat berkunjung, kami hanyut dalam perbincangan dengan seorang wanita bernama Rere, yang saat ini berprofesi sebagai seorang guru di SMK 5 Semarang, yang rumahnya tidak jauh dari warung.
Ia telah menjadi pelanggan tetap selama bertahun-tahun sejak berkuliah S1 dan S2 di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Setiap pagi, ia selalu mampir ke warung susu untuk sarapan, karena baginya dapat memudahkan agar tidak perlu memasak.
Hingga ia menjadi seorang guru, Rere tetap setia menjadikan Warung Susu Murni Tempo Doeloe sebagai tempat untuk jajan atau mengisi perutnya ketika lapar.
“Saya dari kuliah memang sering ke sini tiap pagi untuk sarapan, biar ga perlu repot-repot memasak,” ujar wanita tersebut.
Yanti dan suaminya terus mempertahankan Susu Murni Tempo Doeloe yang telah dibangun oleh mertuanya, meskipun dengan visual sederhana dan tidak seramai dulu, mereka senantiasa berusaha menghidupkan warung tersebut dengan tetap menjajakan susu murni dan menu tambahan lain agar tetap bisa menarik minat pengunjung.(*)
Reporter: Dwi Endang Setyorini
(Mahasiswi KPI angkatan 2023, liputan ini merupakan tugas mata kuliah Jurnalistik)
Editor: Farida
Belum ada Komentar untuk " Warung Susu Tempo Doeloe di Kawasan Karangturi Semarang, Kedai Jadul Dua Generasi"
Posting Komentar