Entri yang Diunggulkan

Opini Ayu Reza: Membahas Patriarki yang Tak Kunjung Usai

Saminisme, Bentuk Perlawanan Samin Surosentiko terhadap Kolonial Belanda

 



Didorong oleh gerakan Samin, penduduk Blora memanfaatkan pohon jati besar dalam kehidupan sehari-hari (nationalgeographic.grid.id)

DIREKTORIJATENG.ID - Raden Kohar atau lebih dikenal dengan sebutan Samin Surosentiko merupakan tokoh perlawanan yang lahir di Desa Ploso Kedhiren, Randublatung, Blora tahun 1859. Sebagai pelopor ajaran saminisme, Samin Surosentiko berhasil memperoleh banyak pengikut.

Sebutan untuk pengikut saminisme disebut Peninten atau Sedulur Sikep. Dilansir dari Warisan Budaya Takbenda, kata sedulur adalah saudara, sikep adalah senjata. Sedulur sikep bermakna ajaran Samin yang mengedepankan perlawanan tanpa senjata atau tidak menggunakan kekerasan.

Ajaran saminisme muncul sebagai bentuk perlawanan Samin Surosentiko terhadap peraturan pemerintahan kolonial Belanda juga perampasan tanah milik rakyat yang dirasa merugikan masyarakat Blora, khususnya Randublatung. Bentuk perlawanan masyarakat Samin saat itu dengan cara tidak membayar pajak.

Awalnya ajaran ini hanya diikuti oleh masyarakat Klopoduwur saja, kemudian meluas di beberapa wilayah Jawa Tengah. Dikutip dari majalah Adiluhung edisi 11, gerakan Samin telah menjalar ke 34 desa di wilayah selatan Blora juga sebagian wilayah di Bojonegoro. Hingga pada tahun 1903, pengikut gerakan Samin telah berkembang hingga 772 orang.

Pada awalnya pemerintah kolonial Belanda tidak menganggap serius ajaran ini. Namun, karena jumlah masyarakat Samin yang berhenti membayar pajak semakin banyak, pemerintah kolonial Belanda mulai mengambil tindakan. Mereka menangkap para pengikut ajaran Samin, termasuk Samin Surosentiko.

Selanjutnya, kolonial Belanda membuang Samin Surosentiko ke Sumatra Barat dan meninggal di sana pada tahun 1914.

Walaupun Samin Surosentiko sudah tiada, tetapi ajaran saminisme tetap berdiri kokoh hingga saat ini. Ada 4 kampung Samin yang masih ada di kabupaten Blora, yaitu Kampung Samin Blimbing Sambongrejo, Kampung Samin Karangpace Klopoduwur, Kampung Samin Sumber Kradenan, dan Kampung Samping Tanduran Kedungtuban.



Sumber:
Ajaran Samin Surosentiko Bojonegoro, Warisan Budaya Takbenda

Supriyadi, 2016. Masyarakat Samin: Ajaran Saminisme ditengah Kehidupan Modern. Dalam Majalah Adiluhung Edisi 11: Wayang, Keris, Batik dan Kuliner Tradisional. PT Daniasta Pratama. Hal. 4-6.

Prokompim. 2024. Ngukuhi Wonge, Nutugno Babadane: Gayengnya Rembug Samin di Blora. Diakses pada: Kamis, 5 September 2024.


Penulis: Ariana Putri Herawaty
Editor: Athiqoh Zakiyah M.



Belum ada Komentar untuk "Saminisme, Bentuk Perlawanan Samin Surosentiko terhadap Kolonial Belanda "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel