Resensi: Buku Merah Kirayu, Tetap Idealis atau Realistis
Judul: Buku Merah Kirayu
Hal: 142 halaman
Penulis: Budhi Kurniawan
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: 2022
Resentator: Diah Ayu Fadilah
Di bagian awal, buku ini mengisahkan tentang seseorang bernama Ilena yang menemukan buku merah tanpa nama. Buku ini berisi tentang masalah pribadi penulis yang dituangkan dalam bentuk puisi.
Buku yang ditemukan Ilena juga membahas banyak hal, yakni tentang motivasi, penyemangat, cinta, dan sedikit menyinggung politik dalam bentuk puisi singkat.
Seperti namanya, buku yang ditemukan Ilena adalah buku milik seorang aktivis laki-laki bernama Kirayu.
Buku ini menarik karena bercerita mengenai aktivis yang sedang memperjuangkan pembatalan Rancangan Undang-undang Revitalisasi Fungsi Daging Hewan atau dikenal sebagai RUU tentang Ayam Mati.
Jadi, RUU ini memperbolehkan binatang yang sudah menjadi bangkai untuk dikonsumsi. Selain banyaknya penolakan tentu saja tidak sedikit yang menginginkan agar RUU tersebut disahkan.
Alasannya tentu beragam, dari pihak pro RUU ini menyatakan bahwa mereka prihatin dengan nasib para peternak yang kerap merugi. Apalagi saat musim tertentu yang membuat hewan-hewan mudah mati.
Sedangkan pihak kontra berpendapat bahwa RUU ayam mati ini membahayakan kesehatan. Mereka menuntut agar negara menyediakan fasilitas yang pantas untuk para peternak, bukan malah menyuruh rakyat mengkonsumsi makanan yang tidak layak.
Disela-sela perjuangan, salah satu anggota lembaga legislatif yang turut mendukung penolakan RUU Ayam Mati terjerat kasus korupsi.
Para aktivis pun dihadapakan oleh dua pilihan yaitu tetap idealis dengan tidak ikut campur atau turut membantu memperbaiki nama baik anggota lembaga legislatif tersebut.
Buku ini dilengkapi dengan kisah tingkah laku para politisi yang membuat pembaca merasa kesal sendiri.
Setelah membaca buku ini, pembaca akan mengerti cara seseorang dalam beretorika atau memainkan kata.
Buku Merah Kirayu akan menyadarkan pembaca agar tidak tertipu dengan fatamorgana politik. Tentu saja buku ini tak luput dari bumbu-bumbu percintaan. Akan tetapi cerita di dalamnya akan membuat pembaca merasa kesal, bukan baper ya, tapi kesal sendiri.
Buku Merah Kirayu memiliki kelebihan seperti, bahasa yang mudah dipahami meskipun terdapat pembahasan tentang hukum dan politik. Secara keseluruhan buku ini menarik untuk dibaca, karena jumlah halaman yang sedikit tetapi sarat akan makna.
Kekurangan buku ini terletak pada beberapa kalimat yang tulisannya memiliki bayangan. Jadi pembaca akan sedikit kurang nyaman saat membaca, akan tetapi tenang saja, karena tidak semua kalimat/ kata memiliki bayangan.
Buku ini dapat dibaca untuk kalian yang sudah berusia 15 tahun ke atas. Harganya pun sangat terjangkau yaitu Rp75.000,00 untuk Pulau Jawa. Jangan lupa untuk selalu membeli buku yang original ya. Stop beli atau membaca buku bajakan.
Be a good reader!
Belum ada Komentar untuk "Resensi: Buku Merah Kirayu, Tetap Idealis atau Realistis"
Posting Komentar