Entri yang Diunggulkan

Essay Diah Ayu Fadilah: Kehidupan Petani dan Segenggam Rasa Syukurnya

Rumah Burung Hantu Sebagai Upaya Petani Parakan Mengendalikan Hama Tikus

 
(Masqon bersama mahasiswa kkn sedang meninjadu salah satu rumah burung hantu di sawah, dok. Sabrina)

KENDAL, DIREKTORIJATENG.ID-Petani padi diberbagai daerah masih banyak yang mengalami permasalahan mengenai hama tikus. Berbagai cara telah dilakukan oleh kelompok tani di seluruh daerah untuk mengendalikan hama tikus. Hewan satu ini selalu menjadi musuh bagi petani padi, karena kerap merusak sehingga mengakibatkan gagal panen bagi petani. 

Desa Parakan Kecamatan Rowosari Kendal merupakan daerah yang hampir setengah wilayahnya persawahan. Petani di desa parakan juga mengalami hal yang sama terkait hama tikus. Untuk saat ini upaya yang dilakukan dalam mengendalikan hama, petani dan Pemerintah Desa membuat rumah burung hantu, dengan tujuan burung hantu liar bisa menempati dan pada malam hari dapat memburu tikus. 

Menurut ketua kelompok tani desa parakan Masqon Abdillah, pembuatan rumah burung hantu (rubuha) sudah dilakukan sejak 5 tahun yang lalu. Setelah Ia mengikuti pelatihan di daerah Demak, dan kemudian para petani lainnya di parakan menirunya. 


"Karena Saya saat itu sudah merasa dibimbing, dan tidak ingin ilmunya sia-sia, saya langsung mempraktikkan dengan membuatnya"Katanya saat diwawancarai mahasiswa kkn. Sabtu, (13/7/2024) 

Saat ini para petani dengan bantuan dari pemerintah Desa sudah memasang 40 rubuha diseluruh daerah persawahan parakan. Bahan yang digunakan juga lebih tahan lama. 

"Pada tahun ini pemasangan rubuha sudah masuk dalam program desa dan dianggarkan oleh desa, " Ungkapnya


Masqon juga menjelaskan dalam pemasangan rubuha  ada ketentuannya. Seperti ketinggiannya harus 5 meter, untuk pintunya juga menghadap ke selatan atau ke utara agar matahari tidak menyorot burung hantu. 

Burung hantu merupakan musuh alami bagi tikus, karena, hewan ini merupakan rantai makanan tertinggi di persawahan selain ular. Oleh sebab itu para petani di daerah mana pun sudah banyak menggunakannya. Cara ini juga dirasa aman karena hanya dengan membuat rubuha saja. 

Pada pagi hari menjelang siang, Masqon bersama mahasiswa kkn di desa parakan sedang meninjau salah satu rubuha di tengah-tengah sawah. Salah satu rubuha tersebut terdapat Induk burung hhantu bersama 5 ekor anaknya. 

Pada momen yang sama di desa parakan terdapat mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang menjalankan kkn. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh mahasiswa kkn untuk lebih tau terkait pengendalian hama tikus dengan menggunakan rubuha. 

6 mahasiswa kkn didampingi Masqon dan Sodiq meninjau salah satu rubuha ditengah-tengah sawah. Salah satu mahasiswa diberikan kesempatan Masqon untuk melihat keatas dengan menaiki bahunya. Mahasiswa itu kemudian mengambil gambar dan video di dalam rubuha tersebut. Para mahasiswa kkn tersebut tak segan-segan menanyakan lebih dalam terkait pengendalian hama tikus ini. 

Masqon mengaku progres setelah menggunakan cara ini sangat baik, daerah yang dulunya terserang tikus sudah mulai berkurang. Ia merasa menggunakan cara ini sangat efektif daripada cara sebelumnya. 

"Dalam sehari atau semalam burung hantu bisa membunuh puluhan tikus," Ungkapnya

Ia juga mengatakan dalam upaya mengendalikan hama tikus ini juga harus bekerjasama dengan desa sebelah, untuk juga membuat rubuha agar burung hantu tidak hilang di daerah sekitaran. 

Terakhir Masqon berharap dengan adanya rubuha ini kedepannya, burung hantu bisa lestari. Keamanan desa pun juga harus aman dari pemburu liar

"Karena burung hantu satu-satunya yang bisa menolong petani dalam membasmi tikus," Ujarnya


Kontributor : Mahasiswa KKN MIT Posko 8


Bagus` Satria Saya Bagus Satria asal Lamongan Jawa Timur Indonesia saya suka olahraga dan bersih-bersih

Belum ada Komentar untuk "Rumah Burung Hantu Sebagai Upaya Petani Parakan Mengendalikan Hama Tikus"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel