Entri yang Diunggulkan

Essay Diah Ayu Fadilah: Kehidupan Petani dan Segenggam Rasa Syukurnya

Mahasiswa KKN MIT Posko 53 Menggali Potensi Pertanian Desa Purworejo Bersama Petani


Mahasiswa KKN Posko 53 Belajar Pertanian Tembakau Bersama Warga,Sabtu 06/07/2024 

DIREKTORIJATENG.ID-Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT) posko 53 terjun langsung ke lahan pertanian, untuk menggali potensi pemanfaatan lahan di Desa Purworejo Kecamatan Ringinarum. Desa Purworejo sebagai desa yang mayoritas penduduknya petani. Jenis tanaman hasil pertanian Desa Purworejo adalah tembakau, bawang merah, dan jagung. Tembakau dan bawang merah sebagai tanaman utama yang ditanam para petani,Sabtu 06/07/2024.

Menurut Agus selaku petani tembakau mengatakan bahwa perawatan tembakau dari awal hingga panen menyita waktu 8 bulan. Waktu yang tepat untuk menanam tembakau adalah pada musim kemarau, karena bila musim penghujan maka tanaman tembakau bakal gagal panen. Dengan begitu masyarakat Purworejo membagi tanaman disetiap musimnya. Bila musim kemarau warga menanam Tembakau, dan beberapa ada yang menanam bawang merah. Sedangkan saat musim penghujan mayoritas tanaman yang ditanam adalah padi dan jagung.

"Perawatan tembakau itu berbeda dengan perawatan tanaman yang lain, pagi hari sekitar jam 06.00 itu harus disiram sebelum matahari terlalu panas karena dapat berpengaruh pada pertumbuhannya. Juga tidak boleh lahan terlalu basah karena dapat berpotensi gagal panen," jelas Agus.

Baca Juga : Kelompok KKN MIT Posko 53 Kendal Fokuskan Program Promosi Digital Ekonomi Kreatif Desa Purworejo

Perawatan yang berbeda tersebut mengharuskan petani secara rutin merawatnya. Kemudian cara pemanenan tembakau ini juga cukup unik, panen dapat dilakukan dalam satu kali penanaman sampai 10 kali panen. Penen dimulai dari daun paling bawah sebagai panen awal, dan panen berikutnya pada daun yang atasnya sampai ke daun paling akhir. 

Dari teknik panen tersebut setiap tingkatan daun memiliki harga yang berbeda. Panen awal pada daun bawah memiliki harga yang paling murah, sedangkan dipanen akhir saat daun yang posisinya di pucuk itu harganya sedikit lebih mahal dari daun yang dibawah.

Melihat Petani Bawang Merah Menyemai Bawang, Sabtu 06/07/2024

Kemudian tamanan bawang merah yang perawatannya lebih kompleks lagi karena memerlukan berbagai jenis obat atau pupuk. Namun untuk waktu penanaman hingga panen lebih singkat dibanding tembakau, yaitu 90 hari jika jenis bawang berasal dari Jawa Timur dan 75 hari untuk jenis bawang dari Jawa Tengah. 

Walaupun demikian hasil keuntungan panen bawang merah tidak jauh berbeda dengan hasil panen tembakau. Yang membedakan tembakau dapat dipanen berkali-kali sedangkan bawang merah hanya dipanen satu kali.

Baca Juga :Nur Rohman Sampaikan KKN Sebagai Ajang Kolaborasi Antara Mahasiswa Dengan Masyarakat

Potensi tembakau dan bawang merah serta lahan pertanian yang luas menjadikan mata pencaharian warga Desa Purworejo yang menghasilkan. melimpahnya air menjadikan petani tidak kesulitan dalam merawat tanamannya baik itu tembakau maupun bawang merah. 

Penulis : Heru Sofyan (Devisi Pemberitaan, Kelompok KKN MIT Posko 53 Kendal)

Heru Sofyan Nama saya Heru Sofyan, alamat saya Purbalingga Jawa Tengah. Sekarang saya tinggal di Semarang karena sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi islam di semarang. Yaitu di UIN WALISONGO dengan program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Belum ada Komentar untuk " Mahasiswa KKN MIT Posko 53 Menggali Potensi Pertanian Desa Purworejo Bersama Petani"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel