Gandeng Puskesmas Plamongan Sari, KKN MB Posko 43 UIN Walisongo Adakan Sosialisasi DBD
Pemberian materi oleh pihak Puskesmas Plamongan Sari kepada warga Penggaron Kidul, Pedurungan, Kota Semarang, Jum'at (26/07/2024). (dok. Tim Kominfo KKN MB Posko 43 UIN Walisongo Semarang) |
SEMARANG, DIREKTORIJATENG. ID - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama Posko 43 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan sosialisasi Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Jum'at, 26 Juli 2024.
Sosialisasi dilaksanakan di Perumahan Green Garden RT 09 RW 03 Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Baca Juga: Peringati Hari Merawat Diri, KKN MB Posko 43 UIN Walisongo Gelar Donor Darah
Sejalan dengan adanya program Pemberantasan Jentik Nyamuk (PJN) yang dilakukan oleh para warga setiap Jum'at, sosialisasi DBD dilaksanakan pagi hari tepatnya sebelum senam berlangsung.
Menjadi salah satu program kerja Divisi Kesehatan Lingkungan (Kesling), dalam kegiatan ini mereka menggaet Puskesmas Plamongan Sari untuk bekerja sama mengarahkan warga Penggaron Kidul terkait pencegahan demam berdarah dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Kendati demikian, DBD menjadi kasus yang angkanya masih naik turun sepanjang tahun.
Baca Juga: Sebagai Bentuk Pengabdian, KKN MB Posko 43 UIN Walisongo Adakan Bimbingan Mengaji dan Belajar
Berdasarkan data yang diterima Puskesmas Plamongan Sari per Juni 2024, terdapat enam kasus demam berdarah di mana dua di antaranya berasal dari Kelurahan Penggaron Kidul.
Pihak Puskesmas, Mamat Supriyono mengungkapkan bahwa di bulan ini kasus DBD telah menurun secara drastis dibandingkan dengan bulan kemarin.
"Di bulan Juli, kasus DBD menurun drastis dibanding bulan kemarin. Total kasus Demam Dengue (DD) di wilayah Puskesmas Plamongan Sari tercatat ada enam, dan itu semua tervalidasi. Penggaron Kidul ada dua kasus," ungkapnya.
Baca Juga: Cegah DBD, KKN MB Posko 43 UIN Walisongo Ikuti Senam PJN di Penggaron Kidul
Untuk diketahui, DBD memiliki dua tahap yang perlu dipahami yaitu tahap ringan (petechiae/petekia) dan tahap berat (purpura).
Dari kedua tahap tersebut, apabila muncul bercak merah yang diikuti dengan pendarahan spontan pada hidung (mimisan), maka itu sudah masuk dalam tahap kegawatdaruratan pasien DBD.
Selain itu, terdapat lima gejala yang juga penting dipahami bagi para warga, di antaranya:
1. Suhu badan lebih dari 38°C, hal ini disebabkan oleh infeksi virus.
2. Nyeri pada persendian.
3. Pusing.
4. Mual dan muntah yang diikuti dengan diare.
5. Muncul bintik-bintik merah pada bagian lengan atas, bawah, kaki atau tumit.
Sosialisasi DBD ini menjadi salah satu aksi dalam mencegah jentik-jentik nyamuk sehingga potensi untuk menularkan penyakit karena gigitan nyamuk aedes aegypti juga menurun.
Sebagai pemateri, Mamat berharap semoga ke depannya kasus DBD lenyap supaya para warga khususnya Penggaron Kidul terbebas dari permasalahan yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
"Kami berharap di bulan-bulan ke depan kasus ini semakin tidak ada di wilayah kita, jadi masyarakat kita bebas dari permasalahan yang ditularkan melalui gigitan nyamuk," tutupnya.
Penulis: Hana Qathrunnada Yusuf, Divisi Komunikasi dan Informasi (Kominfo) KKN MB Posko 43 UIN Walisongo Semarang.
Belum ada Komentar untuk "Gandeng Puskesmas Plamongan Sari, KKN MB Posko 43 UIN Walisongo Adakan Sosialisasi DBD"
Posting Komentar