Misteri Sendang Gede Gunung Pati, Mulai dari Mitos hingga Pantangan yang Berlaku
Sendang Gede yang terletak di Desa Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang |
DIREKTORIJATENG.ID - Desa Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang terdapat
Sendang yang memiliki tiga pantangan serta mitos kuat. Sendang tersebut bernama
Sendang Gede.
Juru kunci Sendang Gede, Ahmad Supriyadi mengatakan bahwa Sendang
Gede terbentuk bermula dari munculnya air dengan kapasitas besar yang
menyebabkan masyarakat Desa Kandri ketakutan. Mereka tidak mau Desa Kandri
menjadi rawa karena kemunculan air yang besar tersebut.
“Asal usul Sendang Gede niku tiba-tiba muncul air yang besar.
Masyarakat Kandri sini takut kalau Desa Kandri menjadi rawa karena air yang
besar tadi,” ungkapnya.
Kemunculan air itu kemudian mengundang orang pintar termasuk Simbah
Japar yang merupakan Kakek dari Sang Juru Kunci untuk menutup sumbernya. Air
tersebut didoakan dengan kepala kerbau dan jadah sebagai syarat. Kemudian
sumbernya ditutup menggunakan gong (alat musik tradisional dalam kesenian
Jawa).
Lambat laun, kemunculan air yang menjadi ketakutan warga Desa Kandri
berubah menjadi terbentuknya Sendang. Sendang ini mengalami perkembangan dalam
pembangunannya sampai tiga kali.
Salah satu daya tarik dari asal usul terbentuknya Sendang Gede yaitu
tiga pantangan yang harus diketahui serta dipatuhi oleh para warga maupun
pengunjung. Ketiga pantangan ini telah diterapkan turun-temurun oleh para
pendahulu.
Pantangan pertama, baik para warga maupun pengunjung dilarang untuk
mencuci alat dapur. Barang siapa yang melarang, ia akan terkena stress sampai
gila.
“Dulu ada yang mencuci alat dapur di Sendang, kemudian pulang
menjadi stress, edan,” papar Sang Juru Kunci, Ahmad Supriyadi.
Pantangan kedua, dilarang untuk menangis di halaman Sendang. Konon,
jika menentangnya hal buruk akan terjadi.
“Kedua, tidak boleh menangis di halaman Sendang, itu karena dulu ya
ada anak kecil nangis di situ ikut ibuknya dibiarkan saja, setelah pulang dari
Sendang meninggal,” lanjutnya.
Pantangan ketiga, dilarang untuk mencaci maki air yang ada di
Sendang.
“Tidak boleh mencaci maki air yang ada di Sendang. Dulu sudah ada
yang mencaci maki kok koyo ngene, itu menjadi kesurupan terus stress,”
ungkapnya.
Pemandangan Sendang Gede yang konon airnya bisa berubah 3 warna |
Selain itu, Sendang Gede juga menyimpan mitos yang unik dan mistis.
Air yang berada di Sendang dapat berubah menjadi tiga macam yaitu keruh,
jernih, bahkan terkadang berupa darah. Konon, ketika berubah menjadi darah
dapat menyebabkan stress bagi siapapun yang tidak kuat melihatnya.
Sendang Gede kemudian menjadi tempat bersejarah bagi warga Desa
Kandri. Mereka rutin melakukan tradisi yang disebut dengan Nyadran Sendang Gede.
Tradisi ini berawal dari para warga yang mengadakan selamatan (syukuran) di
dekat Sendang setiap tahunnya, kemudian para pendahulu menetapkan hari serta
bulannya yaitu pada Kamis Kliwon, tiap Jumadil Akhir untuk pelaksanaan tradisi
ini.
“Kalau disini sudah ditetapkan oleh orang tua itu sasinya Jumadil
Akhir, Kamis Kliwon. Masyarakat banyak yang minta diganti hari minggu acara
sadrannya karena banyak yang libur kerja, pernah diganti hari minggu tapi
musibahnya banyak. Kena musibah orang meninggal itu berturut-turut sampai 9
kali, kemudian dikembalikan lagi hari Kamis Kliwon,” jelasnya.
Nyadran Sendang Gede dilakukan dengan mengarak nasi tumpeng, kepala
kerbau, jadah, alat musik tradisional Jawa berupa gong, serta hasil panen mulai
dari ujung desa ke Sendang. Tradisi ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Sang Pencipta atas karunia dan kesejahteraan yang diterima warga Desa
Kandri.
Nyadran Sendang Gede telah berjalan selama tujuh tahun. Hingga kini,
tradisi ini masih terus dilestarikan.
“Sampai sekarang prosesi sadran yang diarak ini sudah berjalan 7
tahunan,” tutupnya.
Belum ada Komentar untuk "Misteri Sendang Gede Gunung Pati, Mulai dari Mitos hingga Pantangan yang Berlaku"
Posting Komentar