Benchmarking FDK UIN Walisongo Semarang ke FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Benchmarking FDK UIN Walisongo Semarang ke FDK UIN Sunan Gunumg Djati Bandung, Selasa (12/12/2023). |
DIREKTORIJATENG.ID - Pengembangan mutu sebuah perguruan tinggi salah satunya dengan kolaborasi terkait tri dharma perguruan tinggi. Seperti yang dilakukan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang ke FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa 12 Desember 2023.
Dekan FDK UIN Walisongo, Ilyas Supena menyebutkan maksud dan tujuan kegiatan benchmarking ini berkaitan dengan laboratorium, jurnal, mekanisme anggaran, dan layanan umum.
Pria yang sekarang menjadi guru besar ilmu filsafat Islam ini menyebutkan dengan banyaknya prestasi UIN Bandung sehingga kita perlu belajar dengan UIN Bandung.
"Di era ini kerja sama kolaboratif sangat penting, baik penelitian maupun pengabdian," ujar dosen sekaligus asesor BAN-PT ini.
Penyerahan cinderamata dari FDK UIN Walisongo Semarang ke FDK UIN Gunung Djati Bandung |
Ilyas mencontohkan kegiatan kunjungan FDK UIN Walisongo Semarang ke UIN Ar-Raniry Aceh, awalnya kunjungan biasa, lalu diminta masuk untuk visiting lecturer. Ke depan visiting lecturer juga bisa dilaksanakan secara daring.
Adanya perjanjian Kerjasama antara UIN Bandung dan UIN Semarang ini hanya tinggal pelaksanaan saja.
Dekan FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Enjang As. menyebutkan tidak ada lembaga yang besar sendiri, harus saling menopang.
Terkait jurnal, Enjang menyebutkan UIN Bandung memiliki 10 jurnal, tiap prodi ada satu dan tiga jurnal di tingkat fakultas.
"Penting untuk mempunyai bank artikel, dengan porsi 70% penulis luar, 30% penulis dalam. Bank artikel di kami saling support dengan jurnal lain, karena ada Sinta 2, Sinta 4, ada yang masih penilaian dan belum terakreditasi," ujar Enjang.
FDK UIN Bandung sudah enam tahun mewajibkan mahasiswa untuk submit artikel dari skripsi, kalau sudah submit nanti akan dapat surat keterangan di email, surat yang itembuskan di email digunakan untuk syarat pengambilan ijazah.
"Awalnya cukup berat tapi sekian tahun ini mereka terbiasa, agar mahasiswa dapat membuat abstraksi dari skripsi menjadi layak," ujar guru besar ilmu komunikasi ini.
Tidak semua diterbitkan di jurnal hanya artikel terpilih, yang lain kita buatkan proceeding. Ini menjadi latihan mahasiswa jika nanti mereka lanjut kuliah. Tantangan awal cukup besar, tapi kalau kalah nanti tantangan alumni itu makin besar. Geliatnya seperti kewajiban, tapi efeknya bagi lembaga positif.
Obsesi kami, yang mudah-mudahan bisa dikerjasamakan, ada konsorsium keilmuan dakwah dan ilmu komunikasi. Kami ingin wujudkan handbook ilmu dakwah, dari berbagai kajian ilmu dakwah, kami butuh kolaborasi dengan PTKIN yang berujung konferensi internasional, lalu kami alihbahasakan dalam bahasa Arab dan Inggris. Lalu kami minta review ke Maroko, Azhar, setelah beres kami undang mereka dan buat konferensi internasional, e-booknya kita sebarkan ke seluruh PTKIN, terang Enjang.
Untuk mengembangkan praktik, FDK UIN Bandung mengembangkan kampung Sakinah. Di mana kampung yang peradabannya sudah didesain; spiritual, pemberdayaan,hubungan antar warga. Ada lagi kampung maslahah yang coba dikembangkan untuk pilot projek bersama.
Selain itu kini diracang pesantren lansia, husnul khatimah. Para orang tua setelah berjuang untuk anak, mereka biasanya ditaruh panti. Di pesantren lansia disiapkan konseling dari jurusan BKI, tausiyah dari jurusan KPI, dan pengembangan diri dari jurusan PMI, jadi digotong seluruh prodi, teman-teman dari jurnal ditugaskan publikasi. Jadi laboratorium yang digotong bersama-sama, sehingga konektivitas mahasiswa yang dulunya masing-masing kini bisa bekerjasama.
FDK UIN Bandung juga telah menyelenggarakan sertifikasi haji baik mandiri maupun KBIH. Baru-baru ini bekerjasama terkait penyelenggaraan sertifikasi dengan PBNU.(*)
Belum ada Komentar untuk "Benchmarking FDK UIN Walisongo Semarang ke FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung"
Posting Komentar