Entri yang Diunggulkan

Essay Diah Ayu Fadilah: Kehidupan Petani dan Segenggam Rasa Syukurnya

Mari Membuka Mata

 

(dok : pixebay)

Mari Membuka Mata

oleh : Heru Sofyan

Masih banyak sebagian dari kita yang menutup mata

Mengagung-agungkan kaum pria

Mengucilkan kaum wanita

Budaya patriarki melekat pada diri mereka

Menindas wanita padahal punya kemampuan yang setara

Mereka enggan membuka mata

Berkaca pada kisah kartini yang berjuang untuk wanita

Mereka egois dengan perannya

Seolah-olah jika ia melangkah dengan cata yang berbeda

Itu sebuah pelanggaran yang nisata

Mari perlahan kita membuka mata

Menerima bahwa pria dan wanita memiliki hak hidup yang sama

Jangan dibeda-bedakan

Bukan memaksa disama ratakan

Namun setidaknya disetarakan

Tiada proses pendidikan yang membedakan pria dan wanita

Namun, mengapa masyarakat selalu berkata berbeda

Kita diciptakan oleh tuhan yang sama

Dengan kedudukan yang sama

Mari kita membuka mata

Pria Wanita punya kedudukan yang setara

Jangan dibedakan

Jangan dikucilkan

Hentikan penindasan

Apapun gendernya mari berjabat tangan

Melangkah beriringan, membangun kesetaraan

Heru Sofyan Nama saya Heru Sofyan, alamat saya Purbalingga Jawa Tengah. Sekarang saya tinggal di Semarang karena sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi islam di semarang. Yaitu di UIN WALISONGO dengan program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Belum ada Komentar untuk "Mari Membuka Mata"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel