Mengenang Peristiwa Malari di Kota Semarang dengan Teatrikal
Peringatan Pertempuran 5 Hari di Semarang tahun 2023 dilaksanakan di Tugu Muda Semarang.
Potret suasana tugu muda yang masih ramai pengunjung, pasca berlangsungnya acara peringatan pertempuran lima hari di Semarang, Sabtu (14/10/2023). (dok. Kinan). |
DIREKTORIJATENG.ID- Meskipun gerimis mengguyur kawasan Tugu Muda, namun tidak memudarkan semangat masyarakat Kota Semarang dalam menyaksikan serangkaian acara.
Masyarakat datang ke kawasan Tugu Muda untuk peringati pertempuran lima hari di Semarang atau Malari, pukul 20.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Salah satu pengunjung yang merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, Awanda mengatakan, acara peringatan pertempuran lima hari di Semarang cukup seru serta meriah dari tahun sebelumnya.
“Acaranya dari tahun ke tahun seru, tapi lebih seru tahun ini sih, untuk urutan acaranya sama kaya tahun lalu ada pembukaan, sambutan sama ada acara teatrikal juga,” jelasnya saat ditemui reporter.
Ia berharap nantinya pemuda mengetahui sejarah di Kota Semarang.
“Pesan dari aku sebagai anak muda apalagi di jaman sekarang mereka kan jarang banget tau sejarah ya, dengan adanya kayak gini mereka bisa tau ’oh gini toh sejarah di Kota Semarang, oh gini toh berdirinya Tugu Muda’ jadi tidak Cuma tau Tugu Muda, Lawang Sewu tapi tau sejarah di balik itu semuanya,” tuturnya.
Adanya peringatan pertempuran lima hari di Semarang ini bisa dijadikan sebagai sarana agar muda-mudi tau seluk beluk dibalik Tugu Muda itu seperti apa dan juga bisa mengenang jasa-jasa para pahlawan dan mengenang sejarahnya. Hari ini adalah saat yang tepat untuk mengenang mereka dan bersyukur atas perjuangan mereka sehingga kita mendapatkan kebebasan ini, ungkap Awanda.
Acara dimulai dengan upacara dan dilanjutkan penampilan teatrikal kilas balik kejadian pertempuran lima hari di Semarang. Suasana hening terasa di kawasan tugu muda Semarang pada malam ini. Sebuah momen yang mempengaruhi perasaan setiap peserta, dan masyarakat yang menyaksikan.
Salah satu peserta upacara, Marcell (20) mengatakan bahwa mengikuti acara ini sebagai bentuk rasa hormat kepada para pahlawan.
“Kami mengikuti upacara dengan hikmat sebagai tanda terima kasih kepada para pahlawan yang telah berjuang keras untuk negara ini. Kata-kata mungkin tidak cukup untuk menyampaikan rasa hormat kami, tetapi momen ini adalah cara kami mengungkapkannya”, katanya.
Banyak orang tua yang sengaja mengajak anak-anaknya untuk menyaksikan teatrikal dari peristiwa bersejarah itu.
Selama acara berlangsung, senyuman lembut dan tatapan mata penuh rasa hormat terlihat di wajah peserta upacara serta masyarakat yang menyaksikan.
Peringatan pertempuran lima hari di Semarang sebagai bukti bahwa tidak cukup kata untuk mengungkapkan rasa hormat kepada para pahlawan.
Dalam peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau akrab disapa Gus Yasin menjadi pembina upacara. Gus Yasin berpesan agar generasi muda tidak melupakan sejarah perjuangan di tanah air termasuk Kota Semarang.
“Di seputaran Tugu Muda yang elok kita dapat berdiri dalam kemeriahan mengingatkan kita pada para pejuang. Tentu kita berdiri di sini untuk berkhidmat,” ucap Gus Yasin.
“Dr. Kariadi dan kawan-kawan berikan pelajaran tentang pengambilan pengorbanan dan ke-Indonesiaan. Dari kami, generasi muda bangsa, mempersembahkan sujud syukur. Kita gelorakan semangat perjuangan pantang menyerah demi Indonesia jaya”, tutupnya.
Acara peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang lalu ditutup dengan kembang api yang meriah.
Reporter: Khoirin Nisatun Nazilah
Editor: Sekar Ayu Kinanti
Belum ada Komentar untuk "Mengenang Peristiwa Malari di Kota Semarang dengan Teatrikal"
Posting Komentar