Entri yang Diunggulkan

Essay Diah Ayu Fadilah: Kehidupan Petani dan Segenggam Rasa Syukurnya

Kisah Mariatun, Sudah 35 Tahun Tetap Semangat Berjualan Meski Hasil Tak Menentu

Pasar Klewer merupakan salah satu 'surga' bagi kalian yang akan berbelanja di Kota Solo. 


Mariatun, salah satu pedagang di Pasar Klewer Solo ( dok. Kholis)

DIREKTORIJATENG.ID-Pasar Klewer merupakan salah satu pasar yang menjadi destinasi  bagi setiap orang yang berkunjung ke Solo. Di dalam pasar yang luas dan besar tersebut, kita dapat menemui banyak aneka baju batik, celana, dan juga oleh-oleh khas Solo.

Mariatun (50) perempuan paruh baya yang sudah berjualan 35 tahun itu tampak sedang berjualan batik di dalam gang yang dipenuhi oleh para pedagang lainnya. 

Mariatun membagikan cerita awal mula berjualan batik di Pasar Klewer ini. 

Baca Juga: Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik KPI FDK UIN Walisongo Semarang adakan Kunjungan Media ke Solo Pos

"Awalnya saya jualan ikut ibu saya waktu masih kelas 3 SD sampai lulus SMP. Setelah lulus SMP, saya berjualan sendiri dan sudah tidak ikut ibu saya berjualan lagi," ucap mariatun ketika diwawancarai.

Ia rela untuk tidak melanjutkan sekolah demi untuk meneruskan usaha orang tua nya tersebut.

Mariatun kembali membagikan kisahnya tentang pesaing penjual batik di Pasar Klewer. Meskipun di Pasar Klewer mayoritas pedagang berjualan batik, tetapi para penjual  tidak merasakan  ada rasa iri satu sama lain.

Di pasar ini, semua penjual tetap rukun tidak ada saing-saingan antar pedagang.

Baca Juga: Mahasiswa dalam Pelatihan Pengembangan Video Jurnalistik AI: Sangat Memungkinkan untuk Dikembangkan di FDK

Barang yang dijual oleh Mariatun merupakan batik buatan sendiri dan batik yang berasal dari pemasok kota Pekalongan. Sedangkan kaosnya berasal dari pemasok asal Kota Bandung dan Jakarta. 

"Jadi batik yang saya buat itu, yang jahit bukan saya, tetapi bahannya saya berikan ke tukang jahit rumahan untuk menjahit batik tersebut menjadi baju yang indah," ucap Mariatun.

Untuk penghasilan perbulan yang didapatkan oleh Mariatun sendiri sekitar tiga juta hingga lima juta rupiah. Hal tersebut, tergantung dengan ramai atau tidaknya pasar tersebut.

Baca Juga: Kampung Batik, Cocok Dikunjungi Saat Hari Batik

"Meskipun di sini banyak yang jualan batik, tapi saya tetap semangat untuk berjualan demi menghidupi keluarga saya, apalagi anak saya sudah mulai kuliah di tahun ini," pungkasnya.

Tak hanya itu saja, ada hal yang menarik lainnya adalah model-model dari baju yang dijual Mariatun berbeda dengan penjual-penjual lain. 

Baca Juga: Ruang Lusuh

Model baju yang menarik mata pembeli saat melewati lapaknya adalah model baju batik yang mirip dengan model baju china.


Penulis: M. Kholis Dwi Saputro, Heru Sofyan, Ulya khoirunnisa

Editor: Karina Rahma

M. Kholis Dwi Saputro Saya adalah Seorang Mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2021. Saya menyukai bidang fotografi, videografi dan jurnalistik.

Belum ada Komentar untuk "Kisah Mariatun, Sudah 35 Tahun Tetap Semangat Berjualan Meski Hasil Tak Menentu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel