Entri yang Diunggulkan

Essay Diah Ayu Fadilah: Kehidupan Petani dan Segenggam Rasa Syukurnya

Kelam

Kelam

Ilustrasi (doc. Pinterest:Veli)


Lorong sepi bermandikan debu

Gadis lugu menenteng tas lusuh

Mengantar ke pintu kegelapan

Terlihat mata melirik penuh cacian

Bibir tak henti mencemooh

Jari-jari teracung di depan wajah


Mereka hanya bisa menghakimi

Mengatakan pernyataan penuh jebakan

Pemutar tudingan

Membawa kesakitan


"Pakaianmu terlalu terbuka”

"Jalanmu mengundang nafsu pria”

Tak bersuara berarti saling suka

Tak bergerak berarti tak menolak


Apa yang kalian pikirkan?

Kerudung selalu bertengger rapi di kepala

Kaki dan tangan bersembunyi dibalik pakaian

Baju terusan seperti apa yang menjadi alasan?

Perbuatan keji melebihi setan


Gadis lugu hanya bisa tergugu

Dari banyaknya tali belenggu

Hati kecilnya terus teriak

Akan kesakitan yang tak terelak

Tri Widya Yanti Hallo aku Tri Widya Yanti, mahasiswi UIN Walisongo Semarang prodi KPI 2021

Belum ada Komentar untuk "Kelam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel