Serba-Serbi Maulid Nabi, Empat Karakter Rasulullah Ini Jadi Panutan
Nabi Muhammad SAW memiliki 4 karakter mulia yang harus dijadikan landasan dalam berperilaku. Meniru perilaku Nabi tersebut menjaga pribadi kita agar menjadi orang yang bermoral.
Ilustrasi - medalion Nabi Muhammad di Hagia Sophia, Turki (dok. Unsplash) |
DIREKTORIJATENG.ID- Meskipun tidak termasuk dalam hari raya umat Islam, peringatan maulid Nabi Muhammad adalah agenda spesial. Bahkan pemerintah Indonesia menetapkan Maulid Nabi sebagai hari libur nasional.
Maulid Nabi yaitu hari lahirnya Rasulullah SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau sekitar tahun 570 Masehi.
Perayaan Maulid Nabi cukup meriah di Indonesia, mulai upacara sampai kuliner khas yang hanya ditemukan pada momen spesial tersebut.
Hal ini karena Rasulullah menempati posisi sebagai manusia termulia derajatnya.
Seluruh ucapan, kebiasaannya dijadikan sumber hukum kedua agama Islam (hadits).
Baca Juga: Memperingati Maulid Nabi, Kamu Harus Tahu Sejarah Penyebutan Al-Amin untuk Nabi Muhammad SAW
Lantas, apa saja keistimewaan Rasulullah SAW, berikut ini empat karakter Rasulullah yang jadi panutan, simak sampai habis :
1. Jujur (Shiddiq)
Islam sangat menghargai nilai kejujuran.
Seperti firman Allah pada surah Al-Ahzab: 70, artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar” (terjemahan Tafsirweb.com).
Rasulullah adalah pribadi jujur sampai-sampai kaum Quraisy menjulukinya sebagai Al-Amin atau orang yang dapat dipercaya.
Sirah Nabawiyah turut menceritakan bahwa Rasulullah jujur dalam berniaga, tidak pernah menipu pembeli.
Pada salah satu tulisan jurnal Al-Tsaman oleh Nur Khalifah (2021), kejujuran Rasulullah dalam berdagang menginspirasi para pebisnis, pengusaha untuk mengimplementasikan karakter mulia ini.
Kejujuran tidak hanya pada diri sendiri akan tetapi jujur terhadap orang lain pada segala aspek. Tidak heran apabila Allah menunjuk Nabi Muhammad sebagai kekasih-Nya.
Sayangnya, kejujuran semakin sulit diterapkan pada masyarakat kini sehingga perlu pendidikan moral.
2. Terpercaya (Amanah)
Karakter Nabi Muhammad selanjutnya yaitu amanah atau terpercaya.
Namun, seharusnya sifat amanah ini turut dimiliki oleh umat manusia tanpa terkecuali, khususnya muslim.
Ketika sifat ini dimiliki, maka ia akan tumbuh sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Artinya, tidak menyepelekan, mau melaksanakan tugas dengan ikhlas dan maksimal.
Terkait sifat amanah, Allah berfirman pada surah An-Nisa: 58, artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya...Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”(terjemahan Tafsirweb.com).
Melalui sifat ini kita belajar untuk tidak mengecewakan kepercayaan orang lain yang diberikan.
Tafsir Al-Misbah karangan Quraish Shihab mendefenisikan amanah sebagai kepercayaan dari yang memberi terhadap yang diberi atau dititipkan, bahwa sesuatu itu akan dijaga semestinya.
Contoh sederhana saja, saat kuliah teman sakit dan menitipkan surat dokter pada kita, maka wajib untuk menyampaikannya pada dosen. Selain itu, apabila pejabat negeri mencontoh sifat ini, mungkin saja kasus korupsi bisa diminimalisir.
Baca Juga: Wajar nggak sih tengah malam tiba-tiba merasa lapar?
3. Cerdas (Fathanah)
Islam sangat mencintai ilmu, “Barang siapa yang menempuh suatu jalan mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Melalui ilmu, manusia bisa menjadi cerdas, Rasulullah adalah sosok yang pintar dan berwawasan luas.
Pada hasil disertasi karya Linda Yarni (2019), Rasulullah memiliki tiga macam kecerdasan: intelektual, emosional, dan spiritual. Tak hanya itu, tugasnya sebagai nabi dan rasul menuntutnya berdakwah.
Padahal aktivitas dakwah bukan hal yang mudah, terlebih saat itu populasi muslim sangat kecil, kita harus mengerti siapa sasarannya, bagaimana strateginya, apa pesan dakwah yang cocok bagi mereka agar dakwah efektif.
Kepandaiannya yang lain ditunjukkan saat beliau berdagang saat remaja dan memimpin strategi Perang Badar.
Bisa disimpulkan bahwa hendaknya manusia memiliki kecerdasan, kemauan menuntut ilmu sebab ilmu bisa menolong kita di dunia maupun di akhirat.
Baca Juga: Kota Solo Adakan Sekaten untuk Peringati Maulid Nabi, Berikut Jadwalnya
Misalnya, ilmu tata cara shalat sunah yang benar akan membantu kita beribadah dan menjadikan pahala, hidup lebih berkah, rejeki lancar.
4. Menyampaikan (Tabligh)
Terakhir, Rasulullah mempunyai sifat tabligh. Sifat tabligh pasti dimiliki oleh pada semua nabi dan rasul.
Tabligh artinya seluruh wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat jibril ke nabi , rasul selanjutnya disampaikan pada umat manusia.
Firman-Nya pada surah Al-Maidah:67, artinya “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan berarti kamu tidak menyampaikan amanat-Nya...” (terjemahan Tafsirweb.com).
Bisa dipahami sifat ini identik dengan upaya berdakwah, menyampaikan nilai-nilai Islam yang terbagi atas aqidah (keimanan), syariah (hukum/aturan), dan akhlak (karakter).
Artinya, sebagai muslim kita juga berkewajiban untuk memiliki sifat tersebut untuk tujuan dakwah, menyebarkan agama Islam. Namun, hal ini dilaksanakan sesuai kapasitas, strategi dan kemampuannya masing-masing.
Demikian artikel Serba-Serbi Maulid Nabi, Empat Karakter Rasulullah Ini Jadi Panutan, semoga bisa menambah pengetahuan kalian.
Namun, hal yang lebih penting tidak sekedar aspek kognitif saja, akan lebih baik bila karakter tersebut mulai diimplementasikan sejak dini. (*)
Editor: Farida
Belum ada Komentar untuk "Serba-Serbi Maulid Nabi, Empat Karakter Rasulullah Ini Jadi Panutan"
Posting Komentar