Mengenal Weh-wehan, Tradisi Khas Masyarakat Kaliwungu Kendal Dalam Memperingati Maulid Nabi
DIREKTORIJATENG.ID- Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu hari besar dalam agama Islam yang sangat ditunggu oleh seluruh umat-Nya.
Banyak sekali tradisi yang diperingati untuk memeriahkan perayaan Maulid Nabi, dan salah satunya adalah tradisi weh-wehan yang ada di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Nah,kalian tau nggak sih apa itu tradisi weh-wehan? Yuk mari kita bahas selengkapnya mengenai tradisi weh-wehan yang sudah diliput tim Direktori Jateng, Rabu, 27 September 2023.
Tradisi weh-wehan merupakan sebuah tradisi yang digelar oleh masyarakat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.
Tradisi ini digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dan sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.
Weh-wehan berasal dari imbuhan kata-kata “aweh” dalam bahasa Jawa yang artinya memberi. Masyarakat akan saling berbagi dan bertukar makanan antara anggota keluarga dan tetangga.
Di sisi lain, tradisi ini juga dikenal dengan istilah "ketuwinan" yang merujuk pada kunjungan atau menghormati orang yang lebih tua.
Artinya, generasi muda akan mengunjungi rumah orang yang lebih tua dari mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa tradisi weh-wehan ini merupakan sebuah tradisi di mana masyarakat saling berkunjung, memberi dan bertukar kepada sanak saudara juga tetangga sekitarnya.
Baca Juga: Tradisi Mahalul Qiyam Pada Pertengahan Sholawat Maulid Nabi Muhammad SAW
Untuk kudapan yang disajikan ada berbagai macam yakni ada siomay, bakso, lontong, petis dan juga berbagai macam jajanan pasar yang biasanya disukai oleh anak kecil.
Jajanan sumpil yang berbentuk segitiga, makanan khas ketika weh-wehan. (Dok.Pribadi/Ulya Khoirunnisa)
Dan tak lupa pula ada satu makanan khas dari Kaliwungu yang hanya ada ketika tradisi weh -wehan berlangsung makanan tersebut yakni bernama sumpil.
Sumpil merupakan makanan yang terbuat dari beras yang dibungkus dengan daun bambu yang dimasak dengan cara direbus lalu disajikan dengan sambal kelapa goreng atau serundeng.
Selanjutnya, tradisi weh-wehan biasa dimulai setelah sholat asar sampai sebelum waktu maghrib sekitar pukul 16.00 hingga pukul 18.00. Namun ada beberapa desa yang melaksanakan tradisi ini sekitar pukul 18.00 hingga pukul 19.00 atau ketika waktu jeda dari magrib sampai waktu isya tiba.
Jika ada seorang anak kecil dalam sebuah keluarga, maka anak tersebut akan berperan sebagai pengantar atau penukar makanan ke tetangga sekitarnya.
Namun, jika tidak ada anak kecil dalam keluarga tersebut, mereka akan menunggu kehadiran anak-anak yang akan menukar makanan.
Hal ini terjadi karena individu yang lebih muda dalam masyarakat akan mengantarkan makanan ke rumah penduduk yang lebih tua. Dengan demikian, hubungan silaturahmi antar sesama tetap terjaga tanpa terpengaruh oleh status sosial atau perbedaan usia.
Baca Juga: Ngiring Bende Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Kecamatan Bumijawa Tegal
Demikian penjelasan singkat dari Direktori Jateng mengenai tradisi weh-wehan dalam rangka memperingati Maulid Nabi, semoga bermanfaat.(*)
Editor: Farida
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Weh-wehan, Tradisi Khas Masyarakat Kaliwungu Kendal Dalam Memperingati Maulid Nabi"
Posting Komentar