Kenapa kalau stres jadi suka makan makanan yang pedas? Simak penjelasannya
Makan makanan pedas (doc. mom.com) |
DIREKTORIJATENG.COM – Pernah nggak sih kalian merasa lebih baik setelah makan makanan pedas pasca UAS? Ternyata keinginan makan makanan pedas adalah respons tubuh terhadap stres yang mampu menginduksi produksi endorfin alami loh. Wah mantap, tubuh bisa produksi nakotika alami..
Endorfin adalah molekul sinyal yang dibuat oleh kelenjar pituitari dan berikatan dengan reseptor di otak sehingga meredakan nyeri dan menghasilkan euforia saat stres, misalnya setelah makan makanan pedas.
Endorfin sintetis biasanya digunakan oleh dokter untuk meredakan rasa nyeri pasca operasi (obat analgesik) atau sebagai sedatif. Sedangkan endorfin alami langsung diproduksi oleh otak kita sebagai respons terhadap stres tertentu seperti karena tugas, ujian, deadline kerjaan, atau karena putus cinta, sehingga kita akan merasakan senang, bahagia, atau merasa lega.
Kenapa ya makanan
pedas bisa meningkatakan kadar endorfin dalam tubuh?
Setelah kamu mengalami stres karena rasa sakit atau karena berpikir terlalu keras, kamu akan menginginkan makan makanan yang pedas. Keinginan tersebut adalah sinyal dari tubuh bahwa kamu sedang menginginkan endorfin lebih.
Sensasi pedas dalam mulut karena kapsaisin atau senyawa pedas pada makanan yang kamu makan akan membuatmu berkeringat, mengeluarkan ingus, bahkan sampai mau menangis. Sesasi itu akan dikirim ke otak sebagai sinyal bahwa tubuhmu sedang mengalami cedera jaringan buatan di dalam mulut. Disebut cedera buatan karena makanan pedas bisa memanipulasi tubuhmu untuk merasakan sakit. Hal itulah yang mengaktifkan reseptor rasa sakit dalam tubuhmu.
Sinyal rasa sakit itu kemudian diteruskan ke dalam hipotalamus. Hipotalamus meresponsnya dengan memproduksi hormon penyekresi kortikotroponin (corticotroponin-relasing hormone – CRH) untuk merangsang produksi proopiomelanocortin (POMC) oleh kelenjar pituitari. Kelenjar ini berada dibawah hipotalamus. POMC adalah protein berukuran besar yang masih bisa dipecah menjadi protein yang lebih sederhana, seperti: endorfin, hormon stimulasi melanosit (MSH), adrenocorticotropin (ACTH), dan masih banyak lagi.
Kemudian POMC akan dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana berupa endorfin. Endorfin kemudian berikatan dengan reseptor opioid dalam otak untuk menghambat pelepasan neurotransmitter dan mempengaruhi impuls nyeri atau stres. Endorfin itulah yang menjadi rem stres atau rasa sakitmu, sehingga kamu merasa lebih lega atau lebih bahagia.
Kinerja endorfin sangat mirip dengan kinerja opium atau senyawa narkotika untuk mendapatkan sensasi euforia. Karena senyawa endorfin memiliki bentuk molekul yang sama dengan opium, mereka memiliki reseptor spesifik yang sama di dalam otak. Inilah kenapa opium dan endorfin memiliki efek yang mirip.
Setelah kalian membaca artikel ini, supaya lebih keren gantilah kalimat “Aku mau cari yang pedes-pedes ah” dengan “Aku mau cari endorfin dulu ya.”
Semoga bermanfaat
Sumber:
Adam S. dkk. 2010. Understanding Endorphins and Their Importance in Pain Management. Hawai: Hawai’I Medical Journal Vol 69. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3104618/pdf/hmj6903_0070.pdf
Chambell dkk. 2008. BIOLOGI Jilid 1 Edisi 8. Jakarta: Erlangga.
Bhandari S. 2020. Exercise and Depression. Artikel: https://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression#1
Magrone T. dkk. 2017. Cocoa and Dark Chocolate Polyphenols: From Biology to Clinical Applications. Italy: Frontiers in Imunology Journal Vol 8.
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2017.00677/full
Oatman M. 2019. Training Your Tongue to Love Spicy Food Benefits More Than Your Taste Buds. Artikel: https://www.motherjones.com/food/2019/01/chili-peppers-devils-dinner-endorphins-genes-tomatoes/#:~:text=When%20capsaicin%20%E2%80%9Cfools%20the%20brain,your%20sense%20of%20well%2Dbeing
Belum ada Komentar untuk "Kenapa kalau stres jadi suka makan makanan yang pedas? Simak penjelasannya"
Posting Komentar