Entri yang Diunggulkan

Essay Diah Ayu Fadilah: Kehidupan Petani dan Segenggam Rasa Syukurnya

Bersenja gurau di Kota Lama Semarang, makin bersih dan ramai

 

Kawasan Kota Lama Semarang kini menjadi idola bagi para wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara. Penampakan yang makin bersih dan tertata rapi membuat para pengunjung betah berlama-lama menikmati waktu luang mereka. 


DIREKTORIJATENG.COM-- Sore hari di Kawasan Kota Lama Semarang, 11 Januari 2020. Saya bersama dua kawan, Adi Prehanto dan Dias Safira berkesempatan berkunjung ke kawasan dengan julukan The Little Netherland ini.

Sebelumnya, kami berdiskusi membahas rencana kegiatan lomba kartun Gold Pencil di Kafe Serikat Dagang Kopi. Setelah lama menyusun rencana kegiatan, kami pun beranjak menyusuri jalanan di Kota Lama.

Ramai sekali. Di sepanjang jalanan yang dilengkapi dengan tiang lampu di pinggiran itu, kami menyaksikan para pengunjung asyik dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang asyik berfoto. Ada pula sekadar ngobrol santai.

Bangunan cadar budaya yang ada di kawasan ini menjadi bidikan utama para pengunjung. Mereka bisa memilih gedung-gedung peninggalan Bangsa Belanda itu sebagai background saat swafoto. 

Di beberapa bangunan bahkan ada bangunan yang dirambati pohon. Ini menjadi spot menarik bagi wisatawan. Ada pula boneka maskot, sepeda onthel dan lainnya yang bisa jadi bidikan kamera.

Sedikit mengulas, Kota Lama Semarang dahulu merupakan kawasan yang sangat penting. Kota Lama menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan pada abad ke-19. Saat ini, ada sekitar 50 bangunan bergaya Eropa yang masih kokoh berdiri. Bangunan tersebut merupakan gaya arsitektur 1700-an.

Jika kamu berkunjung ke Kota Lama pasti akan tahu sendiri seperti apa ciri-cirinya. Secara umum memiliki bangunan-bangunan di Kota Lama Semarang berciri khas tinggi, besar, dan lebar. Ukuran pintu dan jendela pada bangunan ini cukup besar.

Bangunan Gereja Blenduk merupakan satu di antara bangunan cagar budaya di Kota Lama yang menjadi favorit pengunjung. Bangunan ini masih berdiri kokoh di Jalan Letjen Suprapto.

Bangunan Gereja Blenduk dibangun pada 1753. Tercatat sebagai gereja tertua yang berada di Jawa Tengah.

Pada 1894 Gereja Blenduk direnovasi. Renovasi tersebut mengubah bentuk kubah gereja menjadi berbentuk cembung seperti yang tampak saat ini. Itulah kenapa Gereja ini disebut dengan Gereja Blenduk karena dalam bahasa Jawa disebut mblenduk.

Setelah puas menyaksikan bangunan-bangunan di tengah keramaian pengunjung, kami bersekempatan mengunjungi Galeri Industri Kreatif yang terletak di belakang gedung Gereja Blenduk. Di sana, ada banyak koleksi barang-barang antik dan hasil kerajinan warga Kota Semarang. Anda yang suka mengoleksi barang antik wajib menengok. Siapa tahu ada koleksi yang menarik.

Kabar terbaru, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berharap Kawasan Kota Lama masuk sebagai satu di antara warisan budaya yang diakui UNESCO pada 2021. Wah keren! Bagaimana menurutmu? (Abdul)

Belum ada Komentar untuk "Bersenja gurau di Kota Lama Semarang, makin bersih dan ramai"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel