Entri yang Diunggulkan

Essay Diah Ayu Fadilah: Kehidupan Petani dan Segenggam Rasa Syukurnya

Ikhtiar Merawat Seni Kartun Semarang

Geliat seni kartun di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia mulai menunjukkan arah yang positif. Kartunis muda mulai bermunculan. Kegiatan pameran maupun pembelajaran untuk mengenalkan seni kartun juga banyak dihelat. Kehadiran komunitas Gold Pencil yang kini digawangi kartunis senior Jitet Kustana turut berkontribusi.
Semarang Cartoon Camp #2.
Semarang Cartoon Camp #2.
Semarang dari dulu memang dikenal publik sebagai ibu kota kartunis Indonesia, meskipun julukan itu hanya sebatas lisan. Gold Pencil yang kini menginjak usia dua tahun telah mengambil peran cukup strategis dalam mengembangkan seni kartun di Kota Lumpia.

Komunitas yang lahir pada 26 Agustus 2017 itu turut memperkuat semangat kreatif yang telah dibangun para pendahulu. Ada Semarang Cartoon Club (SECAC) yang telah bertahun-tahun membangun fondasi dan telah melahirkan ratusan kartunis. Satu di antaranya, Jitet Kustana yang kini telah mendunia.

Dalam mendukung perkembangan seni kartun, Gold Pencil menyusun sejumlah kegiatan untuk memfasilitasi kartunis pemula yang ingin belajar. Kegiatan diramu dalam bentuk kelas dan workshop kartun.

Untuk kelas kartun digelar rutin mingguan yang diikuti pelajar SMP dan SMA. Ada sebanyak enam peserta yang telah mengikuti kelas kartun angkatan pertama. Kelas dimulai sejak Desember 2018 dan berlangsung selama lima bulan. Satu minggu sekali pertemuan.

Dalam pembelajaran intensif itu, peserta mendapatkan fasilitasi belajar menggambar dasar dari para tutor berpengalaman. Ada Jitet Kustana (pemegang rekor MURI dan LEPRID dengan penghargaan kartun internasional terbanyak), Suratno (guru seni rupa SMP Negeri 17 Semarang), Danny Yustiniadi (kartunis), Djoko Susilo (kartunis) dan kartunis lainnya.

Hasilnya ternyata di luar dugaan. Beberapa dari peserta kelas tersebut mampu berprestasi di beberapa ajang kartun internasional. Ini tentu sebuah capaian yang membanggakan dan perlu ditingkatkan.

Selain kelas, Gold Pencil juga merancang workshop kartun yang dikemas dalam Semarang Cartoon Camp (SCC). SCC pertama digelar pada 6-7 Oktober 2018 di Griya Pawening Jati, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Ada sebanyak 36 peserta yang ikut. Mereka berasal dari Kota Semarang dan daerah sekitar, seperti Salatiga, Kendal, Kudus, Jepara dan Yogyakarta. Mereka terdiri dari pelajar SMA, mahasiswa dan umum.

Gold Pencil menilai pelaksanaan SCC pertama cukup efektif untuk pembelajaran kartun bagi pemula. Sehingga kegiatan SCC ditetapkan sebagai kegiatan tahunan.

Di tahun kedua, SCC diikuti oleh 39 peserta. Pelaksanaan masih di tempat yang sama. Namun ada pembenahan dari sisi materi. SCC berlangusng selama dua hari 27-28 Juli 2019. Selain workshop menggambar kartun, ada selingan malam motivasi dan outbond pagi.

Dua program tersebut tentu masih sangat kurang untuk mendukung pembelajaran kartun di Kota Semarang. Kegiatan Nggambar Bareng Kanthi Seneng (NBKS) menjadi ajang untuk menutupi kekurangan itu. Kegiatan ini sifatnya insidental. Ada niatan untuk menjadikannya sebagai kegiatan rutin namun masih terkendala waktu mengingat kesibukan masing-masing kartunis.

Melalui NBKS, para kartunis bisa berbagi pengalaman kreatif sekaligus berbagi informasi terkait event lomba maupun pameran kartun internasional.


Kartun Semarang butuh fasilitasi


Selain pembelajaran kartun, Gold Pencil juga menggagas pameran kartun. Berbekal jaringan aktif kartunis internasional, Gold Pencil bisa dikata cukup berhasil memulai event pameran bertaraf internasional. Sejak berdiri hingga sekarang, setidaknya Gold Pencil telah menggelar tiga pameran kartun internasional, yaitu Tobacco International Cartoon Exhibition 2017, World Book Day Cartoon Exhibition 2018 dan PAPB International Cartoon Festival 2019.

Capain itu tentu masih jauh dari cita-cita. Gold Pencil punya mimpi yang hingga kini belum terwujud, yaitu menyelenggarakan event kartun bertaraf internasional tahunan. Masalah finansial menjadi hambatan utama untuk mewujudkan mimpi yang satu ini. Kami, para kartunis tentu merasa iri dengan asosiasi kartunis di sejumlah negara seperti Portugal, Turki, Kroasia, Korea, Cina, Belgia, Serbia dan lainnya yang mampu menggelar agenda tahunan.

Semarang yang notabene memiliki potensi besar di bidang seni kartun membutuhkan campur tangan sponsor maupun fasilitasi pemerintah daerah untuk mendukung upaya itu. Kartun bisa menjadi alat promosi efektif untuk mengenalkan potensi daerah kepada dunia. Termasuk untuk promosi wisata.

Tahun ini Gold Pencil telah resmi menjadi anggota Federation of Cartoonists Organization (FECO). Tentu akan ada banyak peluang maupun tantangan yang akan dihadapi ke depan. Apa yang sudah dilakukan Gold Pencil sejauh ini adalah bagian dari ikhtiar merawat seni kartun di Kota Semarang. Semoga makin berkembang.

-Abdul Arif, Ketua Gold Pencil Indonesia

Belum ada Komentar untuk "Ikhtiar Merawat Seni Kartun Semarang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel