5 siswa Semarang juara kartun internasional di China
Kamis, 12 Juli 2018
Tulis Komentar
DIREKTORIJATENG.COM- Lima siswa di Kota Semarang tampil sebagai juara dalam ajang The 16th FreeCartoonsWeb International Cartoonet Festival 2017, China. Kabar itu disampaikan melalui laman goldpencil.id, sebuah website yang dikelola Yayasan Pensil Emas Indonesia atau Gold Pencil pada 9 Juli 2018.
Kelima siswa tersebut yaitu Dian Putri Anggreini (SMP Negeri 3 Semarang) meraih Gold Prize. Nadhea Putri Sukma Maharani (SMP Negeri 17 Semarang) meraih Silver Prize. Dias Safira Salsabila (SMA Negeri 6 Semarang) meraih Bronze Prize. Edo Julius (SMP Negeri 17 Semarang) meraih Bronze Prize dan Wahyu (SMP Negeri 17 Semarang) meraih Bronze Prize.
Dian Putri Anggreini yang barusaja lulus SMP merasa bangga bisa meraih Gold Prize. Penghargaan itu merupakan yang pertama baginya. Sebelumnya, gadis yang akrab disapa Titi ia hanya tampil sebagai finalis di beberapa lomba tingkat internasional.
Siswa kelahiran Semarang, 1 Januari 2003 itu bisa menang dengan karya kartun gag bertema binatang piaraan. Dalam selembar kertas berukuran A3, Titi menggambar seekor anjing sedang menyusui. Karena anaknya terlalu banyak, induk anjing itu menyusui dengan botol.
Sebagai apresiasi, keluarga Titi berencana mengajak berangkat ke China untuk menerima penghargaan itu secara langsung. "Insya Allah sama mama dan kakak," kata warga Karang Kidul, Semarang Tengah itu.
Baca juga:
Guru seni SMP Negeri 3 Semarang, Erna Ekariyanti mengatakan, Titi memiliki potensi besar di bidang seni. Sejak kelas 7 SMP, kata dia, Titi aktif mengikuti lomba. Sejumlah penghargaan pun pernah diraih. Di antaranya, juara 1 FLS2N, juara 1 kaligrafi tingkat Kota Semarang 2015, juara 1 poster, juara lukis 2016 dan masih banyak lainnya.
Sebagai upaya kaderisasi, Erna saat ini sedang menyiapkan ekstrakurikuler gambar dan desain. Kegiatan tersebut sekaligus mewadahi kreativitas siswa dalam membuat desain poster dan batik.
Sementara itu, siswa SMP Negeri 17 yang menang cukup dominan. Nama-nama mereka merupakan pendatang baru. Silver Prize bagi Nadhea Putri Sukma Maharani juga merupakan penghargaan yang pertama. Siswa kelas IX itu menggambar bunga yang tumbuh ikan hias di tengah kelopaknya.
Edo Julius Aditya juga demikian. Bronze Prize yang ia peroleh juga penghargaan perdana. siswa kelas IX di SMP Negeri 17 Semarang itu menggambar mobil terbang yang meluncur ke luar angkasa. Edo membuat karya itu saat di sekolah. "Saya kebetulan tidak ikut ekstrakurikuler kartun. Tapi saat ada kirim gambar bareng saya ikut," katanya.
Lomba kartun internasional kali ini juga mengorbitkan nama Dias Safira Salsabila. Dias yang barusaja lulus SMA Negeri 6 Semarang merasa termotivasi setelah meraih Bronze Prize kali ini. Sebenarnya, dia sudah menekuni seni gambar sejak kecil. Namun baru akhir-akhir ini gadis kelahiran Semarang 13 April 2000 itu menekuni gambar kartun.
Guru seni rupa SMP Negeri 17, Suratno mengatakan prestasi yang diraih siswa tersebut tak lepas dari bimbingan Yayasan Pensil Emas Indonesia atau yang populer dengan nama Gold Pencil. Gold Pencil memiliki program 'Nggambar Bareng Kanthi Seneng' yang melibatkan pelajar SMP di Kota Semarang.
"Program ini bekerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya," kata Suratno yang juga pengurus Gold Pencil itu.
Gold Pencil juga membuka kerjasama dalam bentuk kegiatan ekstrakurikule kartun. Menurut Suratno, saat ini sudah banyak anak yang paham apa itu kartun. Menggambar kartun berbeda dengan melukis biasa.
"Harus ada gagasan yang disampaikan dalam karya," kata Suratno yang juga meraih Bronze Prize untuk kategori profesional itu. (AS)
Kelima siswa tersebut yaitu Dian Putri Anggreini (SMP Negeri 3 Semarang) meraih Gold Prize. Nadhea Putri Sukma Maharani (SMP Negeri 17 Semarang) meraih Silver Prize. Dias Safira Salsabila (SMA Negeri 6 Semarang) meraih Bronze Prize. Edo Julius (SMP Negeri 17 Semarang) meraih Bronze Prize dan Wahyu (SMP Negeri 17 Semarang) meraih Bronze Prize.
Dian Putri Anggreini yang barusaja lulus SMP merasa bangga bisa meraih Gold Prize. Penghargaan itu merupakan yang pertama baginya. Sebelumnya, gadis yang akrab disapa Titi ia hanya tampil sebagai finalis di beberapa lomba tingkat internasional.
Siswa kelahiran Semarang, 1 Januari 2003 itu bisa menang dengan karya kartun gag bertema binatang piaraan. Dalam selembar kertas berukuran A3, Titi menggambar seekor anjing sedang menyusui. Karena anaknya terlalu banyak, induk anjing itu menyusui dengan botol.
Sebagai apresiasi, keluarga Titi berencana mengajak berangkat ke China untuk menerima penghargaan itu secara langsung. "Insya Allah sama mama dan kakak," kata warga Karang Kidul, Semarang Tengah itu.
Baca juga:
- Gold Pencil dan kaderisasi kartunis Semarang
- Hebat, guru SMPN 17 Semarang ini inspirasi siswa aktif lomba kartun internasional
Guru seni SMP Negeri 3 Semarang, Erna Ekariyanti mengatakan, Titi memiliki potensi besar di bidang seni. Sejak kelas 7 SMP, kata dia, Titi aktif mengikuti lomba. Sejumlah penghargaan pun pernah diraih. Di antaranya, juara 1 FLS2N, juara 1 kaligrafi tingkat Kota Semarang 2015, juara 1 poster, juara lukis 2016 dan masih banyak lainnya.
Sebagai upaya kaderisasi, Erna saat ini sedang menyiapkan ekstrakurikuler gambar dan desain. Kegiatan tersebut sekaligus mewadahi kreativitas siswa dalam membuat desain poster dan batik.
Sementara itu, siswa SMP Negeri 17 yang menang cukup dominan. Nama-nama mereka merupakan pendatang baru. Silver Prize bagi Nadhea Putri Sukma Maharani juga merupakan penghargaan yang pertama. Siswa kelas IX itu menggambar bunga yang tumbuh ikan hias di tengah kelopaknya.
Edo Julius Aditya juga demikian. Bronze Prize yang ia peroleh juga penghargaan perdana. siswa kelas IX di SMP Negeri 17 Semarang itu menggambar mobil terbang yang meluncur ke luar angkasa. Edo membuat karya itu saat di sekolah. "Saya kebetulan tidak ikut ekstrakurikuler kartun. Tapi saat ada kirim gambar bareng saya ikut," katanya.
Lomba kartun internasional kali ini juga mengorbitkan nama Dias Safira Salsabila. Dias yang barusaja lulus SMA Negeri 6 Semarang merasa termotivasi setelah meraih Bronze Prize kali ini. Sebenarnya, dia sudah menekuni seni gambar sejak kecil. Namun baru akhir-akhir ini gadis kelahiran Semarang 13 April 2000 itu menekuni gambar kartun.
Guru seni rupa SMP Negeri 17, Suratno mengatakan prestasi yang diraih siswa tersebut tak lepas dari bimbingan Yayasan Pensil Emas Indonesia atau yang populer dengan nama Gold Pencil. Gold Pencil memiliki program 'Nggambar Bareng Kanthi Seneng' yang melibatkan pelajar SMP di Kota Semarang.
"Program ini bekerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya," kata Suratno yang juga pengurus Gold Pencil itu.
Gold Pencil juga membuka kerjasama dalam bentuk kegiatan ekstrakurikule kartun. Menurut Suratno, saat ini sudah banyak anak yang paham apa itu kartun. Menggambar kartun berbeda dengan melukis biasa.
"Harus ada gagasan yang disampaikan dalam karya," kata Suratno yang juga meraih Bronze Prize untuk kategori profesional itu. (AS)
Belum ada Komentar untuk "5 siswa Semarang juara kartun internasional di China"
Posting Komentar