Koleksi 52 penghargaan kartun, SMP N 17 pecahkan rekor dunia
Senin, 14 Mei 2018
Tulis Komentar
DIREKTORIJATENG.COM- Seorang remaja mengenakan seragam warna putih abu-abu. Ia menaiki buku berselancar di tengah gelombang sunami dalam bentuk gawai. Remaja berkacamata itu tampak tenang. Itulah visual yang digambarkan kartunis senior Semarang, Jitet Koestana dalam sebuah karyanya yang dipamerkan di halaman SMP Negeri 17 Semarang, Sabtu (12/5/2018).
Karya Jitet turut mewarnai pameran kartun internasional bertajuk "World Book Day Cartoon Exhibition 2018". Karya itu menunjukkan kepada pelajar bahwa buku dapat menyelamatkan anak-anak dari bahaya gawai.
Selain karya Jitet, ada 50 karya kartunis lain dari 32 negara yang tergabung dalam Union of World Cartoonists (UWC) yang berbasis di Turki. Pameran juga menampilkan karya siswa dan puluhan sertifikat penghargaan tingkat internasional. Di antaranya karya Hannani Trishima Anjani (15) yang memenangkan Bronze Award dalam Cartoon Competition on Environmental Protection 2017 di Tiongkok beberapa waktu lalu. Juga karya Rahma Sekar (15) yang memenangkan Bronze Prize FaceMi Humor Cartoon Exhibition 2017 di negara yang sama.
Pameran yang digelar atas kerjasama Gold Pencil dan UWC itu diganjar dengan capaian rekor SMP dengan penghargaan kartun internasional terbanyak dalam setahun dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID). Tercatat, SMP N 17 mengoleksi sebanyak 52 penghargaan internasional dalam setahun terakhir. Penghargaan terdiri dari kejuaraan kontes, finalis dan partisipasi pameran kartun internasional.
"Pertama bangga. Prestasi anak-anak buah dari ketulusan dari Bapak dan Ibu guru," kata Kepala SMP Negeri 17 Semarang, Hariyanto Dwiyantoro.
Hari berharap, dengan capaian itu bisa mengangkat nama SMP 17. Sekaligus menjadi motivasi untuk lebih aktif berkontribusi untuk masyarakat.
Direktur dan Pendiri LEPRID, Paulus Pangka mengatakan, SMP N 17 sudah melangkah cukup jauh. Sebelum memutuskan untuk memberikan sertifikat rekor, pihaknya melakukan riset terlebih dahulu. Ia menghitung ada 51 penghargaan kartun internasional yang diraih SMP N 17.
"Kami searching di internet. Belum pernah ada yang mencatat rekor dunia penghargaan kartun. Sekolah manapun belum ada. Bahkan perguruan tinggi sekalipun. Ini luar biasa," katanya.
Menurut Paulus, SMP N 17 merupakan sekolah pinggiran dengan beragam prestasi. Sekolah tersebut bahkan sempat dikunjungi megabintang sepakbola David Beckham. "Kami bangga sekali atas capaian SMP N 17. Harapan kami, prestasi ini bisa dipertahankan. Pengembangan pribadi siswa juga tak hanya berhenti di sini. Mereka bisa menjadi duta di sekolah lain di mana mereka masuk," katanya.
Pendiri Gold Pencil Sekaligus Perwakilan UWC Indonesia, Jitet Koestana mengatakan pengembangkan kartun di SMP N 17 merupakan bentuk kaderisasi kartunis di Kota Semarang. Ia memilih pelajar SMP karena masih muda dan mudah diarahkan.
"Mau tidak mau yang tua akan mundur. Akan hilang. Kalau tak ditumbuhkan, kartunis akan hilang. Biar tidak putus generasinya," katanya.
Pemegang rekor MURI dengan penghargaan kartun internasional terbanyak itu berharap ada banyak kartunis baru yang lahir di SMP N 17. Ia juga berharap agar SMP lainnya mengikuti.
"Saya sekarang sudah mengoleksi 160 prestasi internasional. Indonesia jangan mengandalkan saya. Ayo yang muda maju bersama-sama," katanya.
Prestasi di bidang seni kartun SMP N 17 juga mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan Kota Semarang. Kasie Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Sutarto bahkan akan memfasilitasi pengembangan seni kartun melalui lomba kartun dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kota Semarang.
Menurutnya, prestasi SMP N 17 cukup mengejutkan bagi rakyat Kota Semarang. Itu semua tak lepas dari manajemen sekolah dan para guru yang berjiwa besar membimbing kreativitas siswa. "Di dinas ada FLS2N. Tahun 2018 memang kita programkan untuk lomba kartun tingkat Kota Semarang. Provinsi dan nasional kita nunggu. Kita punya tokoh dan figur kartun yang bisa menularkan ke sekolah lain," kata Sutarto. (AS)
Koleksi 52 penghargaan kartun, SMP N 17 pecahkan rekor dunia |
Selain karya Jitet, ada 50 karya kartunis lain dari 32 negara yang tergabung dalam Union of World Cartoonists (UWC) yang berbasis di Turki. Pameran juga menampilkan karya siswa dan puluhan sertifikat penghargaan tingkat internasional. Di antaranya karya Hannani Trishima Anjani (15) yang memenangkan Bronze Award dalam Cartoon Competition on Environmental Protection 2017 di Tiongkok beberapa waktu lalu. Juga karya Rahma Sekar (15) yang memenangkan Bronze Prize FaceMi Humor Cartoon Exhibition 2017 di negara yang sama.
Pameran yang digelar atas kerjasama Gold Pencil dan UWC itu diganjar dengan capaian rekor SMP dengan penghargaan kartun internasional terbanyak dalam setahun dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID). Tercatat, SMP N 17 mengoleksi sebanyak 52 penghargaan internasional dalam setahun terakhir. Penghargaan terdiri dari kejuaraan kontes, finalis dan partisipasi pameran kartun internasional.
"Pertama bangga. Prestasi anak-anak buah dari ketulusan dari Bapak dan Ibu guru," kata Kepala SMP Negeri 17 Semarang, Hariyanto Dwiyantoro.
Hari berharap, dengan capaian itu bisa mengangkat nama SMP 17. Sekaligus menjadi motivasi untuk lebih aktif berkontribusi untuk masyarakat.
Direktur dan Pendiri LEPRID, Paulus Pangka mengatakan, SMP N 17 sudah melangkah cukup jauh. Sebelum memutuskan untuk memberikan sertifikat rekor, pihaknya melakukan riset terlebih dahulu. Ia menghitung ada 51 penghargaan kartun internasional yang diraih SMP N 17.
"Kami searching di internet. Belum pernah ada yang mencatat rekor dunia penghargaan kartun. Sekolah manapun belum ada. Bahkan perguruan tinggi sekalipun. Ini luar biasa," katanya.
Menurut Paulus, SMP N 17 merupakan sekolah pinggiran dengan beragam prestasi. Sekolah tersebut bahkan sempat dikunjungi megabintang sepakbola David Beckham. "Kami bangga sekali atas capaian SMP N 17. Harapan kami, prestasi ini bisa dipertahankan. Pengembangan pribadi siswa juga tak hanya berhenti di sini. Mereka bisa menjadi duta di sekolah lain di mana mereka masuk," katanya.
Pendiri Gold Pencil Sekaligus Perwakilan UWC Indonesia, Jitet Koestana mengatakan pengembangkan kartun di SMP N 17 merupakan bentuk kaderisasi kartunis di Kota Semarang. Ia memilih pelajar SMP karena masih muda dan mudah diarahkan.
"Mau tidak mau yang tua akan mundur. Akan hilang. Kalau tak ditumbuhkan, kartunis akan hilang. Biar tidak putus generasinya," katanya.
Pemegang rekor MURI dengan penghargaan kartun internasional terbanyak itu berharap ada banyak kartunis baru yang lahir di SMP N 17. Ia juga berharap agar SMP lainnya mengikuti.
"Saya sekarang sudah mengoleksi 160 prestasi internasional. Indonesia jangan mengandalkan saya. Ayo yang muda maju bersama-sama," katanya.
Prestasi di bidang seni kartun SMP N 17 juga mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan Kota Semarang. Kasie Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Sutarto bahkan akan memfasilitasi pengembangan seni kartun melalui lomba kartun dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kota Semarang.
Menurutnya, prestasi SMP N 17 cukup mengejutkan bagi rakyat Kota Semarang. Itu semua tak lepas dari manajemen sekolah dan para guru yang berjiwa besar membimbing kreativitas siswa. "Di dinas ada FLS2N. Tahun 2018 memang kita programkan untuk lomba kartun tingkat Kota Semarang. Provinsi dan nasional kita nunggu. Kita punya tokoh dan figur kartun yang bisa menularkan ke sekolah lain," kata Sutarto. (AS)
Belum ada Komentar untuk "Koleksi 52 penghargaan kartun, SMP N 17 pecahkan rekor dunia"
Posting Komentar