GOW dan PKK Kabupaten Pati teken komitmen bersama menekan AKI dan AKB
Minggu, 14 Agustus 2016
Tulis Komentar
DIREKTORIJATENG.COM, PATI - Angka kematian ibu dan bayi menjadi keprihatian sejumlah kalangan di berbagai daerah. Satu diantaranya Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Pati. GOW bersama perwakilan organisasi di bawah naungannya menggelar seminar bertajuk "Upaya Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) melalui SMSbunda" pada Sabtu (13/8/2016). Seminar berlangsung di ruang Pragola Setda Kabupaten Pati.
Seminar merupakan kerjasama antara GOW Kabupaten Pati, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang dan Jhpiego (afiliasi Johns Hopkins Unversity).Ada tiga narasumber yang hadir dalam seminar tersebut, yaitu Indarwati dari Pokja IV Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati dr Aviani TV dan direktur SMSbunda Sushanty.
Menurut data Dinkes, jumlah ibu hamil di Kabupaten Pati pada 2016 sebanyak 20.094. Hingga periode Juli 2016 sudah ada 13 ibu hamil yang meninggal dunia. Mereka tersebar di Tambakromo (2 kasus), Trangkil (2 kasus), Winong (2 kasus), Pucakwangi (2 kasus), Gabus (2 kasus), Jaken (1 kasus), Pati (1 kasus) dan Kayen (1 kasus).
Baca juga: Dalam tujuh bulan, 10 ibu hamil meninggal di Boyolali
Menurut Aviani, kematian ibu di Kabupaten Pati dari tahun ke tahun cenderung naik turun. Pada 2011 tercatat ada 24 kasus kematian ibu. Tahun 2012 turun menjadi 22 kasus. Tahun 2013 naik lagi menjadi 29. Turun lagi pada 2014 menjadi 17 dan naik lagi pada 2015 menjadi 21. Dia berharap tahun ini kasus kematian ibu tak bertambah.
"Penyebabnya bisa karena pre eklamsi, perdarahan dan penyakit penyerta," kata Aviani saat memaparkan kondisi kematian ibu di Kabupaten Pati.
Adapun, jumlah bayi yang lahir di Kabupaten Pati pada 2016 ini mencapai 18.092. Berbeda dengan kematian ibu, kematian bayi di Kabupaten Pati cenderung menurun. Pada 2011 tercatat sebanyak 178 bayi meninggal dunia. Naik menjadi 214 pada 2012 dan turun menjadi 202 pada 2013. Tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 177 dan kembali berkurang pada 2015 menjadi 167. Tahun 2016 hingga periode Juli 2016 mencapai 122.
GOW bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati berkomitmen bersama untuk menekan AKI dan AKB. Mereka secara simbolis membubuhkan tandatangan dalam selembar kain putih.
Baca juga: Brebes gerakkan kader PKK sukseskan program SMSbunda untuk menekan angka kematian ibu dan bayi
Menurut Indarwati, ada sejumlah peran yang bisa dilakukan oleh kader dalam rangka menekan AKI dan AKB. Kader bisa mendata sejak dini ibu hamil dan melaporkan kepada petugas kesehatan. Juga melakukan pendampingan meliputi mengingatkan pemeriksaan dan sebagainya.
Direktur SMSbunda Sushanty menyampaikan, upaya menekan AKI dan AKB tak bisa dilakukan oleh satu pihak saja dalam hal ini Dinas Kesehatan. Dia mengajak semua pihak termasuk organisasi wanita untuk bersama-sama menekan AKI dan AKB.
SMSbunda merupakan satu diantara upaya untuk menekan AKI dan AKB. SMSbunda merupakan sistem informasi berbasis SMS tentang kesehatan ibu hamil dan bayi. SMS diberikan sejak minggu pertama kehamilan hingga anak usia 2 tahun.
Informasi SMSbunda yang diberikan diadopsi dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ibu hamil bisa mendapatkan pengetahuan dan peringatan tanda ahaya tepat waktu. Cara mendaftar SMSbunda mudah. Cukup dengan mengetik REG <spasi> perkiraan tanggal melahirkan <spasi> kota asal dan kirim ke nomor 08118469468.
Replikasi SMSbunda
Sayangnya, layanan SMSbunda rencananya akan berakhir pada Desember 2016. Suhanty mengatakan, program ini diharapkan bisa direplikasi oleh pemerintah daerah setempat. Kelebihannya, SMSbunda bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan pemeritah daerah. Kontennya juga bisa diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan lokalitas daerah.
Wakil Bupati Pati, Budiyono menanggapi positif adanya program SMSbunda. Menurut dia, SMSbunda cukup efektif untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang kesehatan ibu dan anak. Dia pun akan mengupayakan Program SMSbunda bisa direplikasi di Kabupaten Pati. (Umi)
Seminar merupakan kerjasama antara GOW Kabupaten Pati, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang dan Jhpiego (afiliasi Johns Hopkins Unversity).Ada tiga narasumber yang hadir dalam seminar tersebut, yaitu Indarwati dari Pokja IV Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati dr Aviani TV dan direktur SMSbunda Sushanty.
Menurut data Dinkes, jumlah ibu hamil di Kabupaten Pati pada 2016 sebanyak 20.094. Hingga periode Juli 2016 sudah ada 13 ibu hamil yang meninggal dunia. Mereka tersebar di Tambakromo (2 kasus), Trangkil (2 kasus), Winong (2 kasus), Pucakwangi (2 kasus), Gabus (2 kasus), Jaken (1 kasus), Pati (1 kasus) dan Kayen (1 kasus).
Baca juga: Dalam tujuh bulan, 10 ibu hamil meninggal di Boyolali
Menurut Aviani, kematian ibu di Kabupaten Pati dari tahun ke tahun cenderung naik turun. Pada 2011 tercatat ada 24 kasus kematian ibu. Tahun 2012 turun menjadi 22 kasus. Tahun 2013 naik lagi menjadi 29. Turun lagi pada 2014 menjadi 17 dan naik lagi pada 2015 menjadi 21. Dia berharap tahun ini kasus kematian ibu tak bertambah.
"Penyebabnya bisa karena pre eklamsi, perdarahan dan penyakit penyerta," kata Aviani saat memaparkan kondisi kematian ibu di Kabupaten Pati.
Grafik kasus kematian ibu di Kabupaten Pati. (sumber Dinkes Kabupaten Pati) |
GOW bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati berkomitmen bersama untuk menekan AKI dan AKB. Mereka secara simbolis membubuhkan tandatangan dalam selembar kain putih.
Baca juga: Brebes gerakkan kader PKK sukseskan program SMSbunda untuk menekan angka kematian ibu dan bayi
Menurut Indarwati, ada sejumlah peran yang bisa dilakukan oleh kader dalam rangka menekan AKI dan AKB. Kader bisa mendata sejak dini ibu hamil dan melaporkan kepada petugas kesehatan. Juga melakukan pendampingan meliputi mengingatkan pemeriksaan dan sebagainya.
Direktur SMSbunda Sushanty menyampaikan, upaya menekan AKI dan AKB tak bisa dilakukan oleh satu pihak saja dalam hal ini Dinas Kesehatan. Dia mengajak semua pihak termasuk organisasi wanita untuk bersama-sama menekan AKI dan AKB.
SMSbunda merupakan satu diantara upaya untuk menekan AKI dan AKB. SMSbunda merupakan sistem informasi berbasis SMS tentang kesehatan ibu hamil dan bayi. SMS diberikan sejak minggu pertama kehamilan hingga anak usia 2 tahun.
Informasi SMSbunda yang diberikan diadopsi dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Ibu hamil bisa mendapatkan pengetahuan dan peringatan tanda ahaya tepat waktu. Cara mendaftar SMSbunda mudah. Cukup dengan mengetik REG <spasi> perkiraan tanggal melahirkan <spasi> kota asal dan kirim ke nomor 08118469468.
Replikasi SMSbunda
Sayangnya, layanan SMSbunda rencananya akan berakhir pada Desember 2016. Suhanty mengatakan, program ini diharapkan bisa direplikasi oleh pemerintah daerah setempat. Kelebihannya, SMSbunda bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan pemeritah daerah. Kontennya juga bisa diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan lokalitas daerah.
Wakil Bupati Pati, Budiyono menanggapi positif adanya program SMSbunda. Menurut dia, SMSbunda cukup efektif untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang kesehatan ibu dan anak. Dia pun akan mengupayakan Program SMSbunda bisa direplikasi di Kabupaten Pati. (Umi)
Belum ada Komentar untuk "GOW dan PKK Kabupaten Pati teken komitmen bersama menekan AKI dan AKB"
Posting Komentar