Ngabuburit Sambil Diskusikan Film Indonesia Raja 2016: Gresik di Mabes CLC Purbalingga
Minggu, 26 Juni 2016
Tulis Komentar
DIREKTORI JATENG, PURBALINGGA - Bioskop Rakyat (Biora) yang menyajikan film-film pendek Indonesia Raja 2016 kembali digelar di Purbalingga. Pekan lalu CLC Purbalingga memutar program Indonesia Raja 2016: Bandung di program Stovie (Stabellan Movie Time). Kali ini CLC kembali memutar program Indonesia Raja 2016: Gresik pada Sabtu (25/6) sore bertempat di Mabes CLC Purbalingga.
Bioskop Rakyat dan program Indonesia Raja 2016 akan kembali hadir di kota Purbalingga dan sekitarnya pada bulan-bulan berikutnya.(AS)
Biora diputar sembari ngabuburit menunggu waktu buka puasa. Ada sekitar 20 penonton yang memenuhi ruang putar film di Markas CLC. Mereka didominasi para pelajar di Purbalingga.
Film yang diputar ada empat film fiksi dan dokumenter. Pertama, dokumenter bertajuk "Ketika Garam Melukis Namamu" sutradara Yoga Febrian Maulana. Fim ini mengisahkan tentang hidup seorang petani garam di kota Gresik. Lalu film "Pelupa Sholat" sutradara Friday Angeline Adna yang bercerita tentang seorang anak remaja yang lebih mementingkan bermain daripada sholat.
Pelajar Purbalingga menyaksikan pemutaran film program Indonesia Raja 2016: Gresik di Mabes CLC Purbalingga, Sabtu (25/6) sore. |
FiFilm selanjutnya yaitu "Rengasdengklok: Esensi Kebebasan" sutradara Al Dinar Abnan. Film ini bertcerita tentang peristiwa Rengasdengklok yang karena perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua, mereka berselisih kapan pelaksanaan proklamasi berlangsung.
Terakhir film "Sekolah Bawah Pohon" sutradara Irfan Akbar yang mengisahkan seorang tokoh bernama Siska yang terus berusaha menegakkan janji kekasihnya, Joni yang sudah lama berpisah. Mereka menciptakan ruang belajar yang tak dibatasi ruang dan waktu.
Terakhir film "Sekolah Bawah Pohon" sutradara Irfan Akbar yang mengisahkan seorang tokoh bernama Siska yang terus berusaha menegakkan janji kekasihnya, Joni yang sudah lama berpisah. Mereka menciptakan ruang belajar yang tak dibatasi ruang dan waktu.
Film-film yang diputar mendapat tanggapan hangat dari para penonton. Rina Hartati misalnya. Dia berpendapat film "Ketika Garam Melukis Namamu" kurang digarap rapi. Mewnurutnya isi film tersebut kurang bisa ditangkap oleh penonton.
“Saya melihat, obyek film ini menarik karena tidak terdapat di semua tempat. Contohnya Purbalingga yang memang geografisnya pegunungan,” ujar pelajar SMK Kutasari Purbalingga itu.
“Saya melihat, obyek film ini menarik karena tidak terdapat di semua tempat. Contohnya Purbalingga yang memang geografisnya pegunungan,” ujar pelajar SMK Kutasari Purbalingga itu.
Peserta lainnya, Ilman Nafai mengkritisi film "Rengasdengklok: Esensi Kebebasan". Menurutnya, ia sudah dibuat maklum di awal film dengan beberapa adegan yang bocor. “Ternyata itu kerap saya dapat di adegan-adegan berikutnya. Tidak mudah tentu membuat film dengan setting awal kemerdekaan,” jelas pelajar SMA Rembang Purbalingga.
Bioskop Rakyat dan program Indonesia Raja 2016 akan kembali hadir di kota Purbalingga dan sekitarnya pada bulan-bulan berikutnya.(AS)
Belum ada Komentar untuk "Ngabuburit Sambil Diskusikan Film Indonesia Raja 2016: Gresik di Mabes CLC Purbalingga"
Posting Komentar